RESUME
COAL
FIRED STEAM
POWER
PLANT
(BATU BARA)
Ahmad
Ali Mahfud
K2512013
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa. Atas segala
petunjuk-Nya lah sebuah resume ini bisa tercipta dengan baik. Terima
kasih pula kepada dosen pengampu mata kuliah Sistem Pembangkit Uap,
yang telah menghadiahi tugas individu ini. Sebuah tanggung jawab dari
seorang pengajar yang sangat baik tentunya. Cap great
dari penulis sangat pantas untuk bapak dosen.
Resume
yang berjudul “Coal
Fired Steam Power Plant
(Batu Bara)” ini seyogyanya masih jauh dari kata sempurna. Untuk
itu saran dan kritik tetap penulis terima dengan lapang dada dan
dengan kepala dingin. Penulis berharap dalam penyusunan ini tercipta
beberapa manfaat bagi semua pembaca.
Akhir
kata, mohon maaf bila terdapat kekurangan. Sekian dan terima kasih.
Surakarta,
15 Maret 2015
Penulis
- TENTANG POWER PLANT
Sesuai
dengan namanya, power plant umumnya diartikan pabrik pembangkit
(listrik). Listrik dibangkitkan dari generator yang berfungsi
mengubah energi mekanik (putaran rotor) menjadi energi listrik.
Energi mekanik yang memutar rotor generator itu biasanya didapatkan
dari kopling yang terhubung ke poros mesin penggerak (prime mover),
bisa berupa mesin diesel, mesin turbine uap, turbin gas, tergantung
dari bahan bakar yang digunakan.
Mesin
diesel dan turbin gas dapat beroperasi dengan sendirinya
(stand-alone), tanpa banyak memerlukan bantuan mesin lain. Tetapi
turbin uap memerlukan bantuan "boilers" yang mengubah air
menjadi uap kering pada temperature sekitar 400 Deg-C dan tekanan
bisa di atas 60 BarG, untuk memperoleh sumber uapnya. Bahan bakar
untuk boiler bisa berupa gas (methane), ataupun batubara, atau bisa
juga nuklir. Setelah uap tekanan tinggi ini terbentuk, maka uap
dialirkan ke turbin uap supaya memutar porosnya menjadi energi
mekanik yang nantinya dihubungkan ke poros generator listrik. Dengan
demikian terjadi konversi energi dari energi BBM, batubara, dst,
menjadi energi mekanik yang selanjutnya diubah menjadi energi
listrik.
- PRINSIP COAL FIRED STEAM PADA PLTU
Prinsip
kerja coal fired steam power plant PLTU yaitu pembakaran batubara
pada boiler untuk memanaskan air dan mengubah air tersebut menjadi
uap yang sangat panas yang digunakan untuk menggerakkan turbin dan
menghasilkan tenaga listrik dari kumparan medan magnet di generator.
Sistem Pengaturan yang digunakan pada power plant ini menggunakan
sistem pengaturan Loop tertutup, dimana air yang digunakan untuk
beberapa proses merupakan putaran air yang sama, hanya perlu
ditambahkan jika memang level yang ada kurang dari set pointnya.
Bentuknya saja yang berubah, pada level tertentu berwujud air, tetapi
pada level yang lain berwujud uap. Proses berawal dari air yang
dipompa ke kondenser, kemudian dari kondenser dipompa ke Polisher
untuk diproses agar korosi dan pengendapan hilang , setelah itu
dipompa ke Feed Water Heater 1, 2, 3 dan 4 untuk dipanaskan dan
kemudian dialirkan ke Daerator untuk menghilangkan gas – gas O2 dan
CO2 kemudian dipompa lagi menuju ke Feed Water Heater 6, 7, 8 yang
selanjutnya akan diteruskan di Economizer untuk dinaikan
temperaturnya dan selanjutnya menuju ke Steam Drum untuk dipisahkan
antara uap dan air , setelah itu SuperHeated Steam yang ada akan
melalui First Super Heater, Secondary Super Heater dan membentuk
Super Heated Steam yang akan digunakan untuk memutar HP turbine
sehingga tekanan dan temperaturnya akan turun sehingga SH steamnya
perlu pemanasan ulang yang terjadi di Re Heater, dari Re Heater ini
SH Steam akan dikembalikan untuk Memutar IP dan LP Turbin. Didalam
turbin ini akan terjadi konversi energi thermal dari Steam menjadi
energi mekanis berotasi yang menyebabkan rotor turbin berputar.
Perputaran Rotor ini yang akan menggerakkan Generator dan akhirnya
oleh generator energi mekanis akan diubah menjadi energi listrik.
- BAGIAN COAL STEAM FIRED POWER PLANT
- COAL HANDLING
Batubara
merupakan bahan bakar utama PLTU. Batubara yang digunakan berupa
batubara adaro, arutmin, kideco dengan kandungan ash sebesar 1,5%,
batubara itu diambil dari tambang batubara di Kalimantan selatan dan
akan terus disuply selama pengoperasian. Pengiriman batubara ke plant
dilakukan dengan menggunakan dua buah kapal laut yang berkapasitas
sekitar 43.000 ton, yang kemudian akan ditampung di Coal Pile dengan
kapasitas 670.000 ton untuk selanjutnya digunakan sebagai bahan
bakar. Sebelum digunakan sebagai bahan bakar, batubara akan melalui
beberapa proses yaitu Stacking, Reclaiming dan Processing. Tetapi
Coal Handling hanya akan melaksanakan proses stacking dan Reclaming,
sedangkan untuk Processing termasuk didalam pengoperasian boiler dan
akan dijelaskan pada pembahasan selanjutnya. Stacking merupakan
proses penumpukana batubara dari kapal laut. Sedangkan Processing
merupakan sistem penanganan batubara dari Silo hingga siap digunakan
di Boiler. Stacking Stacking adalah proses pemindahan batubara dari
kapal ke Coal Pile. Beberapa istilah dalam Stacking antara lain :
a.
Jetty Jetty merupakan dermaga atau tempat merapat kapal laut
pengangkut batubara di PLTU. Kedalaman dermaga ini adalah 18 m dari
dasar laut, sehingga memungkinkan kapal-kapal besar merapat. Tiap
Jetty mempunyai empat buah Doc Mobil Hopper yang fungsinya untuk
memindahkan batubara dari kapal ke Belt Conveyor. Doc Mobil Hopper
dapat diubah-ubah posissinya sesuai dengan posisi kapal, hal ini
dikontrol oleh operator di Coal Unloading Control building (CUCB).
b.
Belt Conveyor. Belt Conveyor berbentuk semacam sabuk besar yang
terbuat dari karet yang bergerak melewati Head Pulley dan Tail
Pulley, keduanya berfungsi untuk menggerakkan Belt Conveyor, serta
Tansioning Pulley yang berfungsi sebagai peregang Belt conveyor.
Untuk menyangga Belt Conveyor beserta bobot batubara yang diangkut
dipasang Idler pada jarak tertentu diantara Head Pulley dan Tail
Pulley. Idler adalah bantalan berputar yang dilewati oleh Belt
Conveyor. Batubara yang diangkut oleh Conveyor dituangkan dari sebuah
bak peluncur (Chute) diujung Tail Pulley kemudian bergerak menuju ke
arah Head Pulley. Biasanya , muatan batubara akan jatuh ke dalam bak
peluncur lainnya yang terletak dibawah Head Pulley untuk diteruskan
ke conveyor lainnya atau masuk ke bak penyimpan. Disetiap belokan
antar Conveyor satu denagn yang lain dihubungkan dengan Transfer
House.
2.
BOILER
Dalam
power plant, energi secara terus menerus diubah dari satu bentuk ke
bentuk lain untuk menghasilkan listrik. Komponen yang mengawali
perubahan dan pengaliran energi disebut boiler. Definisi boiler
sendiri sebagai suatu komponen pada power plant adalah suatu bejana
tertutup yang secara efisien mampu mengubah air menjadi steam dengan
bantuan panas dari proses pembakaran batubara. Jika dioperasikan
dengan benar, boiler secara efisien dapat mengubah air dalam volume
yang besar menjadi steam yang sangat panas dalam volume yang lebih
besar lagi. Jenis boiler yang digunakan pada PLTU biasanya adalah
Drum Type Boiler, yang memungkinkan terjadinya sirkulasi sebagian air
dalam boiler secara terus menerus. Pengoperasian Drum Type Boiler
yang efisien dan aman sangat tergantung pada sirkulasi air yang
konstan di beberapa komponen steam circuit, diantaranya Economizer,
Steam Drum dan Boiler Water Circulaating Pump.
a.
Economizer Economizer berfungsi untuk meningkatkan temperatur air (
pemanasan awal) sebelum masuk ke boiler untuk selanjutnya dialirkan
ke steam drum, komponen ini berada dalam boiler yang terdiri dari
rangkaian pipa-pipa (tubes) yang menerima air dari inlet. Sumber
panas yang diperlukan oleh alat tersebut berasal dari gas buang dalam
boiler.
b.
Steam Drum Berfungsi untuk menyimpan air dalam volume yang besar dan
untuk memisahkan uap dari air setelah proses pemanasan yang terjadi
dalam Boiler. Secara umunm, ada empat jenis pipa sambungan dasar yang
berhubungan dengan Steam Drum.
3.
HEATER
a.
Superheater
Superheater
merupakan kumpulan pipa Boiler yang terletak dijalan aliran gas panas
hasil pembakaran. Panas dari gas ini dipindahkan ke Saturated Steam
yang ada dalam pipa Superheater, sehingga berubah menjadi Super
Heated Steam. Superheater ini ada dua bagian, yaitu Primary
Superheater dan Secondary Superheater. Primary Superheater merupakan
pemanas pertama yang dilewati oleh Saturate Steam setelah keluar dari
Steam drum, setelah itu baru melewati Secondary Superheater dan
menjadi Super Heated Steam. SH Steam akan dialirkan untuk memutar
High Presure Turbin, dan kemudian tekanan dan temperaturnya akan
turun.
b.
Re-Heater
Setelah
tekanan dan temperatur SH Steam turun maka SH Steam tersebut akan
dikembalikan ke Boiler untuk pemanasan ulang. Pemanasan ulang ini
berlangsung di bagian Boiler yang disebut Re-Heater yang merupakan
kumpulan pipa Boiler yang diberi panas dari gas pembakaran seperti
Superheater. Jadi Re-Heater berfungsi untuk menaikkan temperatur SH
Steam tanpa mempengaruhi tekanannya. Di bagian Re Heater, SH Steam
akan dikembalikan untuk memutar Intermediate Presure Turbine(IP) dan
Low Presure Turbine (LP). Air Pre-Heater Air Pre-Heater adalah
instrument yang sistem kerjanya berputar dengan putaran rendah dan
berfungsi untuk memanasi udara pembakaran sebelum dikirim ke Furnace.
Pemanas Udara pembakaran tersebut diambil dari gas buang hasil
pembakaran dari Furnace yang dialirkan melalui Air Pre-Heater sebelum
dibuang ke Chimney.
4.
FEED WATER HEATER
Terdapat
8 Feed Water Heater, yaitu:
a.
Feed Water heater 1 Terletak dibagian bawah Condensor, fungsinya
untuk memanaskan air yang keluar dari Condensor. Panas yang digunakan
berasal dari extration LP Turbine.
b.
Feed Water Heater 2, 3, dan 4 Fungsinya untuk memanaskan air sebelum
air memasuki Daerator. Panas yang digunakan berasal dari extration LP
Turbine.
c.
Feed Water Heater 5 Terletak diatas Daerator. Panas yang digunakan
berasal dari extration IP Turbine.
d.
Feed Wter Heater 6 A-B, 7 A-B dan 8 A-B Fungsinya untuk memanaskan
air yang akan masuk ke Economizer, untuk FW Heater 6 A-B dan 7 A-B
panas yang digunakan berasal dari extration IP Turbine sedangkan
untuk FW Heater 8 A-B panas yang digunakan berasal dari extration HP
Turbine.
5.
FURNACE
Ada
empat syarat pembakaran yaitu bahan bakar, oksigen, panas dan reaksi
kimia. Akan tetapi untuk pembakan di Boiler perlu adanya syarat
tambahan agar pembakaran di dalam Boiler bekerja dengan efisien yaitu
turbulensi dan waktu. Waktu yang cukup harus diupayakan agar campuran
yang mudah terbakar dapat terbakar seluruhnya. Aliran bahan bakar
dalam Boiler harus cukup lambat untuk memberikan cukup waktu untuk
pembakaran sempurna, kalau tidak bahan yang mudah terbakar akan
terkumpul dalam ketel atau cerobong dan menimbulkan bahaya ledakan.
Bahaya ledakan dicegah dengan perancangan Boiler yang tepat, Boiler
harus cukup besar untuk memperlambat aliran udara, sehingga sebelum
meninggalkan Boiler bahan bakar dapat terbakar dengan sempurna.
- ID Fan, FD Fan dan PA Fan
Udara
pembakaran ada dua macam, yaitu Primary Air (udara primer) dan
Secondary Air (udara sekunder). Udara primer dipasok oleh Primary Air
Fan (PA Fan) yang dihembuskan menuju ke alat penggiling batubara
(Pulverizer) kemudian bersama-sama dengan serbuk batubara dialirkan
ke Furnace untuk dibakar (reaksi kimia). Bercampurnya batubara dan
udara dibantu oleh Dumper tetap yaitu pengatur pengaduk udara
sehingga menimbulkan turbulensi yang memungkinkan terjadinya
pembakaran yang efisien. Turbulensi mengacu pada gerakan udara
didalam Furnace, gerakan ini perlu karena dapat menyempurnakan
pencampuran udara dan bahan bakar. Udara primer tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan turbulensi untuk melakukan pencampuran bahan bakar
secara sempurna atau memenuhi kebutuhan akan oksigen untuk pembakaran
sempurna. Untuk itulah diperlukan pasokan dari udara sekunder yang
dihasilkan oleh FD Fan bersama ID Fan. Boiler yang bekerja dengan
tekanan yang negatif atau dibawah tekanan atmosfir selalu dilengkapi
dengan Force Draft Fan (FD Fan) dan Induced Draft Fan (ID Fan).
Boiler ini disebut dengan Balanced-Draft yaitu Furnace dengan kipas
tarikan seimbang.
b.
Pulverizer
Bongkahan
– bongkahan batubara yang seperti batu harus dihancurkan menjadi
butiran-butiran halus agar batubara mudah tercampur dengan udara.
Pulverizer adalah alat untuk menggiling batubara sehingga menjadi
halus dan kemudian bersama dengan udara primer akan dialirkan ke
Furnace. Fungsi lain dari Pulverizer adalah untuk mengeringkan
batubara sehingga mudah dihaluskan dan dibakar, dan untuk
mengklasifikasikan atau menyaring batubara untuk memastikan bahwa
batubara yang masuk ke dalam Boiler benar-benar halus. Batubara yang
tidak tergiling akan keluar melalui sebuah lubang dan ditampung di
Pyrites Hopper dan kemudian dibuang. Dalam penggunaan Pulverizer yang
perlu diperhatikan adalah temperatur dari udara primer, temperatur
yang terlalu tinggi dapat menyalakan batubara dari dalam Pulverizer
dan menyebabkan ledakan. Jika temperatur terlalu rendah, batubara
tidak bisa kering benar dan sulit dihaluskan. Temperatur idealnya
kira-kira 650C. Pulverizer dilengkapi dengan Feeder (alat pengisi
batubara) yang letaknya diatas Pulverizer, berfungsi untuk menyuplai
sejumlah batubara sesuai dengan kebutuhaan. Feeder ini mendapat
suplai batubar dari penampung batubara yang disebut Silo (Coal
Bunker). c. Ignitor Panas yang diperlukan untuk pembakaran disediakan
oleh Ignitor. Begitu pembakaran dimulai, bahan bakar yang terbakar
akan memasok panas yang cukup untuk menyalakan bahan bakar baru yang
memasuki Boiler dan Ignitor dapat dimatikan.
6.
TURBINE
Konversi
energi terjadi pada Turbine Blades, Turbin mempunyai susunan Blade
bergerak berselang seling dengan Blade tetap. Steam akan masuk ke
Turbin dan dialirkan langsung ke Turbin Blades, Blades bergerak dan
bekerja untuk mengubah energi thermal dalam Steam menjadi energi
mekanis berotasi, yang menyebabakan rotor Turbin berputar, perputaran
rotor ini akan menggerakkkan Generator dan akhirnya energi mekanik
menjadi energi listrik. Hubungan peralatan serta prinsip kerja dari
Turbin ditunjukkan pada gambar.
Bagian
– bagian dari Turbin:
a.
Nozel Berfungsi untuk merubah energi (pipa pancar) potensial menjadi
energi kinetik dari steam.
b.
Blades Berfungsi untuk merubah tenaga kecepatn menjadi tenaga putar
c.
Disck (roda turbin) Berfungsi untuk meneruskan tenaga putar turbin
kepada pesawat yang digerakkan. Tenaga yang dihasilkan adalah tenaga
makanis steam. http://ipmomipaiton.angelfire.com/image006.jpg Prinsip
Kerja dari Turbin Jadi prinsip kerja Turbin adalah tenaga potensial
steam diubah menjadi tanaga kinetis pada Nozel dan tenaga kinetis ini
diubah menjadi tenaga putar pada Blade, dengan melalui Disck tenaga
putar diubah menjadi tenaga mekanis pada poros.
7.
CONDENSER
Setelah
LP Turbin diputar steam kemudian steam akan mengalir menuju Condenser
untuk didinginkan dan berubah menjadi air. Condenser ada dua A dan B
yang letaknya dibawah LP Turbin A dan B. Proses yang terjadi steam
bersentuhan langsung dengan pipa yang didalamnya dialiri pendingin
berupa air laut . Kondensasi ini mengubah steam menjadi air yang
kemudian ditampung di Condensaate Hot Well. Air laut selain berfungsi
sebagai media heat transfer juga berfungsi untuk mendinginkan
kondenser juga mendinginkan Closed Cooling System (air pendingin).
Closed Cooling System ini mendinginkan berbagai peralatan yang
membutuhkan pendinginan seperti Air Compressor, Pump dan Generator
Stator Cooling dan juga penting untuk mendinginkan oli untuk
pelumasan Turbin. Proses pertukaran panas antar Close Cooling dengan
air laut terjadi pada alat yang disebut Heat Exchanger. Karena adanya
Blowdown pada Steam Drum, maka untuk mengembalikan volume air ke
volume semula, pada Condenser terdapat Make-Up Water untuk menambah
volume air. Make Up water diambil dari Make Up Demineralizing RO.
Condenser bekerja dalam kondisi vakum, hal ini dikarenakan proses
kondensasi yang terjadi yaitu perubahan steam ke air menyebabkan
berkurangnya volume. Untuk menjaga agar kondensor dalam keadaan
vakum, maka gas-gas yang dilepas dari steam (ketika steam berubah
menjadi air) dipompa keluar oleh vakum pump. Alasan lain keadaan
vakum adalah efisiensi, steam yang diambil dari turbin adalah
Enthalpi Steam (selisih steam masuk dan keluar) sehingga tekanan
diminimalkan agar energi yang dimanfaatkan semakin besar karena
Enthalpinya juga besar.
8.
POLISHER
Dari
Condensate Hot Well, condensate water akan dipompa oleh condensate
pump menuju Polisher. Condesate pumpnya ada tiga, dua aktif dan satu
stand by dengan kapasitas tiap pompa sebesar 50%. Di polisher
terdapat reksin kation dan anion, resin ini berfungsi sebagai: 1.
Resin kation : mengikat ion negatif penyebab korosi . 2. Resin anion
: mengikat ion positif penyebab kerak atau scale. Ion- ion tersebuit
diikat oleh resin dalam Polisher untuk memurnikan air yang masuk ke
Boiler. Parameter ion-ion itu dapat diukur dengan melihat nilai
conductyvity-nya (normalnya 0.2 ). Jika nilai conductivity tinggi,
bisa berarti dua hal: 1. Terdapat kebocoran air laut di dalam
Polisher , terdeteksi dengan Leak Detector. 2. Resin telah jenuh dan
harus diregenerasi. Regenerasi resin dapat menggunakan : - Resin
Kation : menggunakan asam kuat ( H2SO4) - Resin anion : menggunakan
basa (NaOH) Dari Polisher, air dipanaskan di Feed water Heater 2,3
dan 4 dengan sebelumnya diinjeksi ammonia untuk meningkatkan pH (pH
ideal = 9 - 9.5) agar sodium dari air hilang karena sodium akan
mengakibatkan kerusakan pada material Boiler . Setelah itu baru ke
Feed Water Heater 5 di Daerator.
9.
DAERATOR
Berfungsi
untuk menyerap atau menghilangkan gas – gas yang terkandung pada
air pengisi Boiler, terutama gas O2, karena gas ini akan menimbulkan
korosi. Gas – gas lain yang cukup berbahya adalah karbon dioksida
(CO2). Gas O2 dan CO2 akan bereaksi dengan meterial Boiler dan
menimbulkan korosi yang sangat merugikan. Prinsip kerjanya air yang
masih mengandung O2 dan CO2 disemprotkan ke Steam Daerator, sehingga
gas-gas tersebut diserap secara thermis dan dikeluarkan melalui valve
pelepas udara/gas. Selain itu Daerator juga dapat menaikkan
temperatur air pengisi Boiler (sampai 162 0C). Penempatan posisi
Daerator yang tinggi memungkinkan pemberian suction heat yang cukup
untuk Feed Water Pump. Dari Daerator air akan dipompa dengan tiga
feed water pump, dua pompa yang tenaganya dari extraction IP Turbin
disebut Turbine Driven Pump dan satu pompa yang digerakkan oleh motor
disebut Motor Driven Pump, dimana kapasitas tiap pompa 100% menuju
Feed Water Heater 6, 7 ,8 A-B dan akan menuju ke Economizer terus ke
Steam Drum.
10.
GENERATOR
Generator
adalah alat untuk membangkitkan listrik, generator sendiri terdiri
dari stator dan rotor. Rotor dihubungkan dengan shaft turbin sehingga
berputar bersam-sama. Stator bars di dalam sebuah generator membawa
arus hubungan output pembangkit. Arus Direct Current (DC) dialirkan
melalui Brush Gear yang langsung bersentuhan dengan slip ring yang
dipasang jadi satu dengan rotor sehingga akan timbul medan magnet
(flux). Jika rotor berputar , medan magnet tersebut memotong kumparan
di stator sehingga pada ujung-ujung kumparan stator timbul tegangan
listrik. Untuk penyediaan arus listrik Generator diambilkan arus DC
dari luar . Setelah sesaat generator timbul tegangan, sehingga
melalui exitasi transformer arus AC akan disearahkan oleh rectifier
dan arus DC akan kembali ke Generator, proses ini disebut dengan Self
Excitation. Dalam sistem tenaga, disamping Generator menyuplai
listrik ke jaringan extra tinggi 500 KV, juga dipakai untuk pemakaian
sendiri dimana tegangan output Generator diturunkan melalui
transformer sesuai dengan kebutuhan. Untuk kebutuhan saat start
diambilkan dari 150 KV line. Untuk sistem tegangan ekstra tinggi
tenaga listrik yang dihasilkan oleh Power Plant disuply ke jaringan
sebesar 500 KV dan selanjutnya oleh beberapa transformer tegangannya
diturunkan sesuai dengan kebutuhan.
- GAMBARAN ILUSTRASI
“SELESAI”
REFERENSI
Admin.
2011. Pembangkit
Listrik Tenaga Uap - Steam Power Plant. Online
Viewed 2015 March 15. Available:
http://pioneerup.blogspot.com/2011/03/pembangkit-listrik-tenaga-uap-steam.html.
Yahoo
answer. Online Viewed 2015 March 15. Available:
https://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20080515203409AA85z67.
No comments:
Post a Comment