Friday, March 20, 2015

KLASIFIKASI TURBIN UAP (K2513067)

KLASIFIKASI TURBIN UAP

Oleh :
TUTUKO FIRDANI
K2513067

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbilalamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong penulis dalam menyelesaikan tugas ini dengan penuh kemudahan. Sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpahkan kepada baginda tercinta  Rasulullah SAW hingga akhir zaman.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah sistem pembangkit uap dan untuk pembaca dapat memperluas ilmu mengenai sistem pembangkit uap yang digunakan untuk bergelut dalam pembangkitan tenaga uap. Penulis memfokuskan diri pada pembahasan klasifikasi desain turbin. Penulis  menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.


Surakarta, 15 Maret 2015




Tutuko firdani


BAB  I
PENDAHULUAN
    1. Latar Belakang
Sistem pembangkit listrik tenaga uap merupakan sistem pembangkitan energi lstrik dari pengubahan energi thermal yang dihasilkan oleh bahan bakar untuk memanaskan air. Bahan bakar ini merupakan energi kalor tersimpan yang memiliki nilai kalor tertentu, seperti contohnya adalah batu bara, minyak solar, biomassa, dan energi uranium dari reaksi pembelahan (fisi).
Dalam pengubahan energi thermal diperlukan komponen atau rekayasa ilmu teknik mesin dalam pengubahan bentuk-bentuk energi agar diperoleh hasil akhir berupa energi listrik yang dapat digunakan untuk hajat hidup orang banyak. Pengubahan energi thermal hasil pembakaran bahan bakar harus diubah menjadi energi kinetik putaran poros, agar dapat memutar generator listrik dan menghasilkan fluks-fluks listrik. Komponen yang digunakan ini adalah turbin uap.
Turbin uap merupakan komponen penting dalam sistem pembangkitan listrik tenaga uap. Komponen ini berperan penting dalam pengubahan energi kinetik dari nosel yang menyemprotkan uap supaya terjadi energi gerak anguler yang berguna untuk memutar poros dari generator.
Supaya terjadi efisiensi dalam penggunaaan kalor bahan bakar dan efisiensi energi potensial uap maka diperlukan desain turbin uap. Sehingga energi loss yang terbuang begitu saja dapat diminimalisir.
1.2  Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang penulis ambil adalah sebagai berikut:
1.      Apakah pengertian turbin uap ?
2.      Bagaimana prinsip kerja turbi uap ?
3. Bagaimana klasisfikasi klasifikasi turbin uap?
4.      bagaimana desain efisiensi turbin uap ?
5. faktor-faktor yang mempengaruhi kerugian dalam turbin uap?

1.3  Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
  1. Mengetahui pengertian turbin uap
  2. Mengetahui klasifikasi turbin uap
3.      Mengetahui prinsip kerja
4.      Mengetahui efisiensi dan kerugian yang terjadi pada turbin uap




BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Turbin Uap
Sistem turbin uap merupakan salah satu jenis mesin panas yang mengkonversi sebagian panas yang diterimanya menjadi kerja. Sebagian panas lainnya dibuang ke lingkungan dengan temperatur yang lebih rendah. Dengan kata lain mengubah energi entalpi fluida menjadi energi mekanik.
Turbin Uap sendirimerupakan salah satu komponen dasar dalam pembangkit listrik tenaga uap. Dimana komponen utama dari sistem tersebut yaitu : Ketel, kondensor, pompa air ketel, dan turbin itu sendiri. Uap yang berfungsi sebagai fluida kerja dihasilkan oleh katel uap, yaitu suatu alat yang berfungsi untuk mengubah air menjadi uap.
Turbin telah mengalami perkembangan dalam desainnya. Turbin yang paling sederhana mempunyai komponen Pada roda turbin terdapat sudu dan fluida kerja mengalir melalui ruang diantara sudu tersebut. Apabila roda turbin dapat berputar, maka terdapat gaya yang bekerja pada sudu. Gaya tersebut terjadi akibat perubahan momentum dari fluida kerja yang mengalir di antara sudu. Fluida kerja turbin yang dapat digunakan adalah air, uap air, dan gas. Fluida kerja turbin pada PLTU adalah uap, sehingga turbin pada PLTU disebut turbin uap.

Macam jenis turbin terbagi dari jenis fluida, jumlah bilah, tipe bilah, maupun arah alirannya. Dalam pembuatan desain turbin diperlukan pemahaman akan mekanika fluida, termodinamika, dan mekanika kekuatan material untuk menghitung beban gaya yang akan diderita sudu-sudu turbin.
Gb. Sistem flow uap air
2.2 Prinsip Kerja Turbin Uap
Pada intinya prinsip kerja turbin uap adalah menerima energi kinetik dari superheated vapor (uap kering) yang dkeluarkan oleh nosel sehingga sudu-sudu turbin terdorong secara anguler atau bergerak memutar. berikut penjelasan prinsip kerja:
1. Uap masuk kedalam turbin melalui nosel. Didalam nosel energi panas dari uap dirubah menjadi energi kinetis dan uap mengalami pengembangan.
Tekanan uap pada saat keluar dari nosel lebih kecil dari pada saat masuk ke dalam nosel, akan tetapi sebaliknya kecepatan uap keluar nosel lebih besar dari pada saat masuk ke dalam nosel.
Uap yang memancar keluar dari nosel diarahkan ke sudu-sudu turbin yang berbentuk lengkungan dan dipasang disekeliling roda turbin. Uap yang mengalir melalui celah-celah antara sudu turbin itu dibelokkan kearah mengikuti lengkungan dari sudu turbin. Perubahan kecepatan uap ini menimbulkan gaya yang mendorong dan kemudian memutar roda dan poros turbin.
2. Jika uap masih mempunyai kecepatan saat meninggalkan sudu turbin berarti hanya sebagian yang energi kinetis dari uap yang diambil oleh sudu-sudu turbin yang berjalan. Supaya energi kinetis yang tersisa saat meninggalkan sudu turbin dimanfaatkan maka pada turbin dipasang lebih dari satu baris sudu gerak. Sebelum memasuki baris kedua sudu gerak. Maka antara baris pertama dan baris kedua sudu gerak dipasang satu baris sudu tetap ( guide blade ) yang berguna untuk mengubah arah kecepatan uap, supaya uap dapat masuk ke baris kedua sudu gerak dengan arah yang tepat.
3. Kecepatan uap saat meninggalkan sudu gerak yang terakhir harus dapat dibuat sekecil mungkin, agar energi kinetis yang tersedia dapat dimanfaatkan sebanyak mungkin. Dengan demikian effisiensi turbin menjadi lebih tinggi karena kehilangan energi relatif kecil.

2.3 Klasifikasi Turbin Uap
2.3.1 Klasifikasi Turbin berdasarkan Prinsip Kerja (ekspansi uap)
  1. Turbin Impulse
Turbin impuls atau turbin tahapan impuls adalah turbin sederhana berotor satu atau banyak (gabungan ) yang mempunyai sudu-sudu pada rotor itu. Sudu biasanya simetris dan mempunyai sudut masuk dan sudut keluar. Karena pada sudu gerak tidak terjadi ekspansi maka bentuk sudu gerak turbin tersebut adalah simetris
Uap kering (superheated vapor) diekspansikan di nosel sehingga terjadi pengubahan energi potensial maksimal menjadi energi kinetik maksimal. Konversi eneri ini ditunjukan dengan persamaan. Konversi eneri ini ditunjukan dengan persamaan :
C2 sama dengan akar dari 2 kali h1 dikurangi h2
Dimana C2 adalah kecepatan absolut yang keluar dari nosel, sedangkan h1 adalah entalpi masuk dan h2 adalah entalpi keluar dari nosel. Gas kecepatan tinggi menghantam bilah dimana sebagian besar dari energi kinetik diubah menjadi putaran poros turbin. Untuk mendapatkan transfer energi maksimum maka bilah-bilah turbin harus berotasi 1,5 kali kecepatan semburan uap kering.
Turbin impuls dapat merupakan turbin impuls sederhana (bertingkat tunggal), turbin impuls kecepatan bertingkat (turbin Curtis) atau turbin impuls tekanan bertingkat (turbin Rateau). Keadaan aliran uap dalam turbin tersebut dapat diterangkan dengan menggunakan grafik tekanan dan kecepatan absolut.
Kecepatan uap naik karena nosel berfungsi menaikkan kecepatan uap, kemudian uap rnengalir ke dalarn baris sudu gerak pad a tekanan konstan. Tetapi kecepatan absolutnya turun karena energi kinetik uap diubah menjadi kerja mernutar roda turbin. Uap yang ke luar turbin masih berkecepatan tinggi, sehingga rnasih rnengandung energi tinggi atau kerugian energi rnasih terlalu besar.
Untuk rnencegah kerugian energi yang terlalu besar, uap diekspansikan secara bertahap didalam turbin bertingkat ganda. Dengan turbin bertingkat ganda, diharapkan proses penyerapan energi (proses pengubahan energi termal menjadi kerja rnekanik) dapat berlangsung effisien. Perubahan tekanan dan kecepatan absolut dari uap didalarn turbin irnpuls kecepatan bertingkat (turbin Curtis). Uap hanya diekspansikan di dalam nosel (baris sudu tetap pertarna) dan selanjutnya tekanannya konstan. Akan tetapi turbin tersebut rnasih dalarn golongan turbin irnplus karena didalarn baris sudu Gerak tidak terjadi ekspansi (penurunan tekanan). Meskipun tekanan uap didalam sudu gerak konstan, kecepatan absolut turun karena sebagian dari energi uap diubah menjadi kerja memutar roda turbin. Kecepatan uap didalam sudu tetap berikutnya tidak naik karena tekanannya konstan
Turbin impuls lain adalah sebagai berikut :
  • Turbin satu tahap.
  • Turbin impuls gabungan.
  • Turbin impuls gabungan kecepatan.
Ciri-ciri dari turbin impuls antara lain:
- Proses pengembangan uap / penurunan tekanan seluruhnya terjadi pada sudu diam / nosel.
  • memiliki tekanan rata dalam turbin sama sehingga disebut dengan Tekanan Rata.
  1. Turbin Reaksi
Turbin reaksi adalah turbin dengan proses ekspansi (penurunan tekanan) yang terjadi baik di dalam baris sudu tetap maupun sudu gerak, energi termal uap diubah menjadi energi kinetik di sudu-sudu penghantar dan sudu-sudu jalan, dan kemudian gaya reaksi dari uap akan mendorong sudu-sudu untuk berputar. Turbin reaksi disebut juga turbin Parsons sesuai dengan nama pembuat turbin pertama, yaitu Sir Charles Parsons (Suyanto:2010)
Turbin reaksi, turbin yang proses ekspansi fluida kerjanya terjadi baik pada nosel maupun sudu gerak, energi termal uap diubah menjadi energi kinetik di sudu-sudu penghantar dan sudu-sudu jalan, dan kemudian gaya reaksi dari uap akan mendorong sudu-sudu untuk berputar.
Turbin reaksi mempunyai tiga tahap, yaitu masing-masingnya terdiri dari baris sudu tetap dan dua baris sudu gerak. Sudu bergerrak turbin reaksi dapat dibedakan dengan mudah dari sudu impuls karena tidak simetris, karena berfungsi sebagai nossel bentuknya sama dengan sudu tetap walaupun arahnya lengkungnya berlawanan.Turbin reaksi nekatingkat/bertingkat. Setiap tingkat terdiri dari nosel tetap dan nosel bergerak. Penurunan tekanan terjadi di ke dua nosel tersebut. Turbin reaksi merupakan turbin bertingkat dengan nosel tetap dan nosel bergerak selihberganti. Pasangan nosel tetap dan nosel bergerak disebut satu tingkat. Seperti turbin impuls, turbin reaksi nekatingkat dapat bekerja pada sudu dengan kecepatan rendah untuk menghasilkan daya maksimum.
Ciri-ciri turbin ini adalah :
  • Penurunan tekanan uap sebagian terjadi di Nosel dan Sudu Gerak
  • Adanya perbedaan tekanan didalam turbin sehingga disebut Tekanan Bertingkat.
Contoh dari turbin reaksi ini adalah turbin hero.

      1. Klasifikasi turbin uap berdasarkan pada tingkat penurunan Tekanan Dalam Turbin
  1. Turbin Tunggal ( Single Stage )
Uap dari nosel akan mendorong sudu-sudu secara terus menerus sehingga mengakibatkan roda turbin berputar. Ekspansi uap melalui nosel mengubah energi termal entalpi menjadi energi mekanik atau kecepatan tinggi. Kecepatan uap diekspansikan ke sudu gerak.
Kombinasi antara nosel dan sudu gerak dalam turbin paling sederhana adalah turbin satu tingkat (single stage). Turbin satu tingkat (single stage) digunakan pada kebutuhan khusus, dan dapat dikenali dengan uap keluar yang masih memiliki banyak energi
Dengan kecepatan satu tingkat atau lebih turbin ini cocok untuk untuk daya kecil, misalnya penggerak kompresor, blower, dll.
  1. Turbin Bertingkat (Aksi dan Reaksi ).
Disini sudu-sudu turbin dibuat bertingkat, biasanya cocok untuk daya besar. Pada turbin bertingkat terdapat deretan sudu 2 atau lebih. Sehingga turbin tersebut terjadi distribusi kecepatan / tekanan.
Pada turbin dengan 3 tingkat misalnya, terdiri dari 3 sudu gerak yang terdapat pada poros. Uap dari nosel mengenai sudu-sudu yang akan mengerakkan poros berputar. Ketika uap melewati nosel pertama, kecepatan uap akan menaik, dan tekanan uap akan menurun. Penurunan tekanan akan diikuti dengan kenaikan volume spesifik uap. Uap mengekspansi sebagian energi ke sudu gerak dan meninggalkan nosel pertama, serta memasuki nosel ke 2, dimana uap mengekspansi sebagian energi lagi. Energi diekspansi pada tingkat ke 2 dan ke 3. Setelah uap melalui tingkat ke 3, dimana uap memberikan energinya untuk mengasilkan gerak, uap akan meninggalkan turbin sebagai uap ke luar. Ukuran sudu gerak setiap tingkat akan lebih besar dari tingkat sebelumnya seiring dengan dengan kenaikan volume spesifik uap.


Terdapat sedikit kerugian/kehilangan energi, ketika uap melalui nose!. Proses konversi energi terjadi di nose!, dimana energi internal (tekanan) uap dikonversi menjadi energi kinetik (kecepatan). Nosel harus didisain dengan penyempitan luas area aliran uap secara halus. Kemudian uap akan mengalami percepatan melalui nosel karena penyempitan luas area aliran dan akan meninggalkan nosel dengan kecepatan uap yang tinggi. Lalu, uap akan menubruk sudu gerak, dimana sudu tersebut didisain untuk mengambil energi dari kecepatan uap yang tinggi.
Sudu gerak akan mengakibatkan perubahan kecepatan uap ketika uap melewati sudu tersebut, yang mengakibatkan pemindahan energi dari uap sudu, yaitu dalam bentuk kecepatan uap yang tinggi. Ketika uap menimpa sudu gerak, uap memberikan gaya dan energinya · ke sudu, dalam bentuk perubahan momentum, yang mempercepat sudu bergerak.
Didalam proses turbin, energi termaljenthalpi menjadi energi mekanik, terdapat 2 transformasi energi utama, yaitu;
  1. transformasi energi pertama adalah proses thermodinamik, yaitu energi thermal diubah ke energi kinetik, yang menghasilkan kecepatan uap yang tinggi dan perubahan momentum.
  2. transformasi energi kedua adalah proses mekanik, yaitu uap menimpa sudu gerak, yang imparting momentum sehingga memutar poros turbin.

2.3.3 Klasifikasi turbin berdasarkan arah aliran Uap
Seperti dijelaskan diatas, salah satu karakter turbin dapat dibedakan berdasarkan arah aliran uap, yaitu turbin aksial, turbin radial, dan turbin helikal. Secara umum, arah aliran uap ditentukan oleh posisi relatif dari nose!, diaphragms, sudu tetap dan sudu gerak.
  1. Turbin aksial
Turbin aksial adalah turbin dengan arah uapnya mengalir sejajar terhadap sumbu turbin (shaft). Pada proses· ekspansinya turbin ini dapat dibedakan menjadi Turbin impuls dan turbin reaksi.
  1. Turbin radial
Turbin radial adalah turbin dengan arah uapnya mengalir tegak lurus terhadap sumbu turbin (shaft)
  1. Turbin helikal
Turbin helikal adalah turbin dengan arah uapnya mengalir tangesial terhadap lingkaran rotor dan menubruk/menimpa sudu gerak. Sudusudu dibentuk sedemikian rupa sehingga arah aliran uap berbalik pada setiap sudu. Sebagian turbin helikal digunakan untuk pemanfaatan uap kembali, dimana uap keluar dari sudu akan dikembalikan untuk menubruk sudu gerak melalui kanal di turbin, hal tersebut akan mengekspansi energy uap lebih banyak
Pembagian aliran uap apakah aliran tunggal atau aliran ganda, tergantung apakah aliran uap dalam satu arah atau dua arah.
  • Aliran uap tunggal: Uap memasuk ke inlet turbin dan mengalir sekali jalan melalui sudu dengan arah aksial dan keluar dari turbin.
  • Aliran uap ganda:: Uap memasuk melalui tengah turbin dan mengalir melalui sudu menuju masing-masing ujung poros , dan keluar melaui exhaust chambers. Keunggulan dari aliran uap ganda adaalah sudusudu akan lebih pendek dibnadingkan dengan aliran uap tunggal pada kapasitas yang sarna dan mengurangi daya dorong aksial
Sedangkan berdasarkan aplikasi dalam pemakaiannya, turbin uap dapat digolongkan dalam tiga jenis utama, yaitu:
o Turbin generator, yang dioperasikan di industri dan termaI
o Turbin mekanik, yang dioperasikan untuk menggerakan :kompresor, pompa, blower
o Turbin kapaI (marine turbine), yang dioperasikan untuk menggerakan baling-baling kapaI, dan perlengkapan kapaI Perbedaan utama antara turbin mekanik dengan turbin-turbin lainya adalah :
  • putaran bervariasi antara (80% sid 105%) dari putaran rancangan nomal
  • perbedaan karakteristik out put turbine (lihat gambar 14)
  • putaran tinggi
sesuai dengan standar API (American petroleum institute).

2.3.4 Klasifikasi turbin berdasarkan Proses Penurunan Tekanan Uap
1. Turbin Kondensasi.
Turbin kondisi dipakai bila seluruh energi uap dipergunakan untuk menghasilkan daya. Uap yang keluar dari turbin dikondensasikan dalam kondenser, dengan tujuan mendapatkan tekanan lawan yang cukup rendah, sehingga menghasilkan daya yang tinggi. Kemudian air hasil kondensasi dapat disirkulasikan kembali ke dalam ketel. Turbin kondensasi yang disebut juga turbin kondensasi langsung (straight condensing turbine). Tekanan keluar turbin kurang dari 1 atm dan dimasukkan kedalam kompresor.
Ilustrated condensing turbin by JP. Holman
  1. Turbin Tekanan Lawan.
Turbin tekanan lawan dipakai bila suatu industri (pabrik) membutuhkan pemakaian uap yang berganda yaitu sebagai sumber energi potensial dan sekaligus sebagai sumber energi untuk keperluan pemprosesan. Tekanan uap meninggalkan tekanan turbin ( tekanan lawan) diatur sesuai dengan tekanan uap pemproses. Dengan demikian, tekanan dan temperatur uap dari ketel harus diatur berdasarkan tekanan, temperatur uap pemroses dan daya yang dihasilkan, efisiensi serta konsumsi uap untuk turbin.
Ilustrasi turbin tekanan lawan
Daya turbin tekanan lawan dihasilkan dari ekspansi uap dari tekanan awal (initial) ekonomis turun sampai tekanan pemanasan. Layout dari instalasi uap untuk turbin tekanan lawan
steam yang keluar masih bertekanan relatif tinggi. Apabila tekanan sisi keluar turbin masih besar dari 1 atm sehingga masih dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin lain. Turbin jenis ini banyak digunakan di pabrik kimia
  1. Turbin Ekstraksi
Turbin ekstraksi terbagi menjadi dua jenis, yaitu :
  • turbin ekstraksi kondensasi
  • turbin ekstraksi tekanan lawan

Turbin ekstraksi kondensasi, beroperasi dengan penggunaan uap ganda, yaitu untuk pembangkit tenaga (penyediaan daya), dan juga untuk penyediaan uap bagi keperluan-keperluan ekstraksi. Bila tidak ada kebutuhan uap untuk ekstraksi, maka turbin akan bekerja sebagai turbin kondensasi langsung. Turbin ekstraksi kondensasi
Didalam turbin ini sebagian uap dalam turbin diekstraksi untuk roses pemanasan lain, misalnya proses industri.
Induction turbine ilustrated by JP. holman
Turbin ekstraksi kondensasi banyak ditemukan di beberapa industri, dimana uap bertekanan rendah digunakan untuk berbagai pemprosesan (processing), dan uap bertekanan tinggi sebagai penggerak mula (primer mover) untuk pembangkit tenaga. Turbin itu ·disebut juga turbin uap dengan pembuangan dini seperti terlihat dalam gambar 21 dibawah ini.
Turbin dengan pembuangan dini (pass out turbine) terdiri dari dua bagian, yaitu turbin bertekanan tinggi (TTT) dan turbin bertekanan rendah (TTR), dengan fungsi uap ganda, yaitu: untuk keperluan pemprosesan dan pembangkit tenaga. Sebagian uap dari turbin tekanan tinggi (TTT) dikeluarkan untuk kebutuhan pemprosesan. Selebihnya masuk ke TTR, mengekspansi turbin yang akan menghasilkan daya untuk menggerakan beban (load).
Uap dari pemprosesan dan uap dari TTR dimasukan dalam kondensor, yang kemudian menghasilkan air kondensat. Air kondensat dapat dijadikan air pengisi ketel (boiler feed water).

    1. Kerugian yang terjadi dalam turbin
      1. kerugian dalam turbin one stage
  1. nozzle reheat merupakan rugi-rugi ketika steam diekspansikan di nosel secara adiabatik tak-reversibel dan mengakibatkan kenaikan temperatur steam (relatif terhadap temperatur jika steam diekspansikan isentropik)
  2. blade reheat merupakan rugi-rugi gesekan aliran steam ketika lewat sudu-gerak
  3. windage losses merupakan rugi-rugi gesekan ketika steam meninggalkan sudu-gerak
  4. stage reheat merupakan jumlah semua rugi-rugi dalam satu tahap ekspansi
      1. kerugian dalam turbin multi stage

Reheat factor :
Efisiensi isentropik turbin banyak tingkat :
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan:
              1. sistem pembangkit tenaga uap merupakan sistem sistem pembangkitan uap dengan energi potensial superheated vapor.
              2. Salah satu komponen utama dalam pembangkitan energi listrik tenaga uap adalah turbin uap
              3. Dalam pengklasifikasian turbin uap didasarkan pada aliran uap, prinsip kerja, proses penurunan tekana dalam turbin, penururan tekanan uap.
              4. Turbin berfungsi dalam menerima hantaman dan menderita beban gaya dari nosel yang mengeluarkan kinetik uap kering yang sebelum masuk nosel memiliki energi potensial.
              5. Dalam penggunaan turbin terdapat kerugian-kerugian yang terjadi sehingga menurunkan efisiensi isentropik.





Daftar Pustaka

(diakses dan diunduh pada 14 maret 2015)
(diakses pada 7 maret 2015)
Dipl.-Ing. Suyanto MSc.2010. Kajian Modifikasi Desain Turbin Uap Menjadi Turbin Hidrokarbon untuk PLTP Siklus Biner Daya 100 kW. Jakarta:BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKONOLGI Pusat Teknologi Konversi dan Konservasi Energi

(diakses pada 13 maret 2015)
Perry. Chemical engginering handbook. 5 edition.
Holman, Jp.thermodynamic. for engginering approach. Iowa : Iowa state university







No comments:

Post a Comment