Friday, March 20, 2015

Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi K2512009

Disusun oleh:
Nama : Adzin Kondo Nurbuwat
NIM : K2512009


Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

Energi Panas Bumi
Energi panas bumi adalah energi panas yang tersimpan dalam batuan di bawah permukaan bumi dan fluida yang terkandung didalamnya. Energi ini sudah dimanfaatkan sejak tahun 1913 oleh Italy dan New Zealand pada 1958. Panas Bumi merupakan salah satu energi yang masuk dalam kategori energi baru dan terbarukan. Selain itu, panas bumi juga termasuk dalam golongan energi berkelanjutan karena saat panas bumi diambil dan digunakan untuk pembangkit listrik, panas bumi tersebut di reinjeksi melalui sumur injeksi kembali ke perut bumi. Hal ini harus dilakukan untuk menjaga kesetimbangan massa di bawah permukaan bumi. Pembangkit Listrik Tenaga panas Bumi hampir tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca dan hampir tidak menyebabkan polusi. Pembangkit listik tenaga geothermal menghasilkan listrik sekitar 90%, dibandingkan 65-75% pembangkit listrik berbahan bakar fosil.
Gambar 2.1 Skema sumber panas bumi
Energi panas bumi memiliki beberapa keunggulan dibandingkan energi sumber lain yang dapat diperbaharui, di antaranya: hemat ruang dan pengaruh dampak visual yang minimal, mampu memproduksi secara terus- menerus selama 24 jam, sehingga tidak membutuhkan tempat penyimpanan energi, Keunggulan lain dari geothermal energi adalah dalam factor kapasitasnya (capacity factor), yaitu perbandingan antara beban ratarata yang dibangkitkan oleh pembangkit dalam suatu perioda (average load generated in period) dengan beban maksimum yang dapat dibangkitkan oleh PLTP tersebut (maximum load). Faktor kapasitas dari pembangkit listrik panas bumi ratarata 95%, jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan faktor kapasitas dari pembangkit listrik yang menggunakan batubara, yang besarnya hanya 6070% (U.S Department of Energy).

Sistem Hidrothermal
Sistem panas bumi di Indonesia umumnya merupakan sistem hidrothermal yang mempunyai temperatur tinggi (>225oC), hanya beberapa diantaranya yang mempunyai temperature sedang (150225oC). Sistem panas bumi jenis hidrothermal pada dasarnya terbentuk dari hasil perpindahan panas secara konduksi dan konduksi dari suatu sumber panas ke sekelilingnya. Perpindahan panas secara konduksi terjadi melalui batuan, sedangkan perpindahan panas secara konveksi terjadi karena adanya kontak antara air dengan suatu sumber panas. Perpindahan panas secara konveksi pada dasarnya terjadi karena gaya apung (bouyancy). Air karena gaya gravitasi selalu mempunyai kecenderungan untuk bergerak kebawah, akan tetapi apabila air tersebut kontak dengan suatu sumber panas maka akan terjadi perpindahan panas sehingga temperatur air menjadi lebih tinggi dan air menjadi lebih ringan.

Gambar 2.2 Sistem hidrothermal secara umum. [3]
Keadaan ini menyebabkan air yang lebih panas bergerak ke atas dan air yang lebih dingin bergerak turun ke bawah, sehingga terjadi sirkulasi air atau arus konveksi. Adanya suatu sistim hidrothermal di bawah permukaan sering kali ditunjukkan oleh adanya manifestasi panasbumi di permukaan (geothermal surface manifestation), seperti mata air panas, kubangan lumpur panas (mud pools), geyser dan manifestasi panasbumi lainnya
Tabel 2.1 Klasifikasi sistem panas bumi.

Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi
Di Indonesia umumnya merupakan sistem hydrothermal bertemperatur tinggi (>225oC), namun ada juga yang bertemperatur sedang (125o-225oC). Dari pengalaman pada lapangan-lapangan panas bumi yang telah dikembangkan di dunia, maupun di Indonesia, menunjukkan bahwa sistem bertemperatur sedang dan tinggi ini memiliki potensi yang besar untuk dijadikan Pembangkit Listrik. Pembangkit Listrik Tenaga Panasbumi (PLTP) pada prinsipnya sama dengan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Hanya saja, pada PLTU uap berada diatas permukaan tanah dan berasal dari boiler, sedangkan pada PLTP uap berasal dari reservoir panasbumi. Jika fluida yang keluar dari reservoir panas bumi berupa fasa uap, maka uap langsung dialirkan ke turbin sehingga dapat menghasilkan listrik.
Gambar 2.3 Perbedaan antara PLTU (kiri) dan PLTP (kanan).


Apabila fluida panas yang keluar dari reservoir panas bumi berupa fluida dua fasa yang terdiri dari uap dan brine, maka fluida yang keluar dari reservoir akan masuk ke separator dulu untuk dipisahkan sehingga bisa didapat fasa uap yang digunakan untuk menggerakkan turbin.
Apabila sumberdaya panas bumi yang keluar dari reservoir termasuk temperatur sedang, fluida tersebut masih dapat digunakan untuk menjadi pembangkit listrik dengan menggunakan sistem pembangkit listrik binary (binary plant). Dalam sistem ini, fluida sekunder (isobutene, isopentane, dan ammonia) dipanasi oleh fluida dari panas bumi melalui heat exchanger atau penukar panas. Fluida sekunder akan menguap karna memiliki titik didih yang lebih rendah dari air pada tekanan yang sama. Fluida sekunder mengalir ke turbin setelah itu didinginkan kembali dengan condenser sebelum diuapkan kembali dan seterusnya. Pada sistem ini, fluida panas bumi tidak diambil massanya namun hanya diekstraksi panasnya untuk memanaskan fluida sekunder sementara fluida panas buminya diinjeksi ke dalam reservoir.


Gambar 2.4 Sistem binary plant.


Selain yang disebutkan diatas, masih banyak pembangkit listrik lainnya yang telah diterapkan di lapangan, seperti: Single Flash Steam, Double Flash Steam, Multi Flash Steam, Combined Cycle, Hybrid/fossil– geothermal conversion system.
Komponen-komponen Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi.
  1. Sumur dan Separator
  2. Evaporator
Evaporator merupakan komponen yang penting pada pembangkit listrik tenaga panas bumi khususnya untuk Siklus Rankine Organik.

  1. Turbin
Turbin mengubah enthalpy uap menjadi kerja pada poros dan menghasilkan listrik pada generator. Stasiun 1 merupakan inlet uap ke turbin, sedangkan stasiun 2 adalah uap yang keluar dari turbin. Turbin yang ideal adalah turbin yang isentropik. Dalam kasus ini, entropy dari uap yang masuk sama dengan entropy uap yang keluar. Enthalpy keluaran pada proses isentropik adalah enthalpy yang sama dengan entropy pada tekanan masuk dan keluar yang juga berlaku sama pada condenser.
Efisiensi isentropik turbin ditentukan oleh pembuat turbin. Efisiensi adalah rasio dari perubahan enthalpy yang melewati turbin menuju ke perubahan enthalpy yang terbesar (isentropi).
  1. Kondensor
Kondensor dapat berupa water atau air-cooled. Kondensor sebuah penukar panas antara uap panas dari turbin dan fluida pendingin yang bisa berupa air ataupun udara. Harus diperhatikan bahwa temperatur fluida panas harus lebih tinggi dibanding fluida pendingin yang keluar dari kondensor.
Pada prinsipmya energy panas bumi dimanfaatkan untuk menghasilkan uap yang dapat menggerakkan turbin. Hasil energy mekanik putar dari turbin yang memutar rotor generator akan diubah menjadi energi listrik oleh generator, dan didistribusikan ke instalasi listrik untuk dikonsumsi.


Referensi:
Fathoni, rachmat. 2013. Tugas Akhir: Analisis Termal Siklus Rankine Organik pada Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Bandung: Institut Teknologi Bandung.





No comments:

Post a Comment