PEMBANGKIT
LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN)
Energi
adalah salah satu hal yang sangat penting bagi berlangsungnya
kehidupan manusia, dengan semakin berkurangnya sumber energi yang tak
perbaharui, manusia berpikir bagaimana menciptakan sebuah energi baru
yang dapat diperbaharui. Sehingga penemuan energi baru dan
pengembangan energi-energi alternatif menjadi sebuah topik yang
menarik untuk diperbincangkan dan mungkin banyak untuk didiskusikan.
Dalam
tulisan ini saya akan mencoba untuk mengenalkan anda dengan sebuah
energi yang mungkin sebagian besar persepsi orang adalah energi yang
berbahaya. Mungkin anda sudah memahaminya? Ya yang akan kita bahas
adalah Energi Nuklir.
Apa
itu Nuklir?
Mungkin
yang terbayang dalam benak kita jika mendengar kata Nuklir adalah hal
yang sangat berbahaya dan mengerikan, identik dengan bom, radiasi dan
hal hal aneh jika terindikasi radiasi itu sendiri.
Hal
di atas adalah contoh dari bayangan seseorang tentang nuklir jika
belum mengetahui manfaat yang sangat besar apabila dimanfaatkan
secara baik dan aman.
Nuklir
adalah nama dari sebuah energi yang dihasilkan melalui reaksi inti,
baik itu reaksi fisi (pemisahan) maupun reaksi fusi (penggabungan).
Sumber energi nuklir sekarang ini banyak digunakan sebagai pembangkit
listrik, contohnya Jepang, Jepang adalah salah satu negara yang
memprioritaskan nuklir sebagai pembangkit listrik di negaranya, dan
sekarang jumlah unit yang beroprasi di Jepang sekitar 50 lebih unit.
Sumber
energi nuklir yang paling sering digunakan untuk PLTN adalah sebuah
unsur radioaktif yang bernama Uranium. Dalam menghasilkan panas yang
besar pada unsur radioaktif tentu saja bukan dibakar. Namun malalui
reaksi pemisahan inti (reaksi fisi).
Atom
Uranium (U-235) (digambarkan dengan warna hitam merah sebelah kiri)
paling tidak stabil ketika ada neutron (warna hitam paling kiri) yang
ditembakan pada inti atom tersebut.
Bagaimana
dengan Indonesia?
Di
Indonesia sebenarnya material jenis Uranium sangatlah berlimpah,
seperti yang disampaikan oleh Deputi Pengembangan Teknologi Daur
Bahan Nuklir dan Rekayasa Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Dr
Djarot S Wisnubroto
bahwa "Indonesia
memiliki cadangan uranium 53 ribu ton yang dapat dimanfaatkan sebagai
bahan baku Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), yakni sebanyak 29
ribu ton di Kalimantan Barat dan 24 ribu ton sisanya ada di Bangka
Belitung."Selain itu Papua juga diindikasikan memiliki cadangan
uranium yang cukup besar. Tapi soal ini masih akan diteliti dulu,".
Jika
suatu PLTN dengan kapasitas 1000 MW membutuhkan 200 ton Uranium per
tahun, maka bisa bayangkan saja dengan stok yang ada di Kalimantan
dan di Bangka Belitung memungkinkan akan memenuhi kebutuhan listrik
di Indonesia yang jumlah pertumbuhan permintaan listrik pertahunnya
adalah 5.700 MW/tahun. Dan memungkin juga kita akan menikmati
nyamannya kehidupan tanpa adanya istilah listrik mati dalam kehidupan
selanjutnya.
Salah
satu jenis PLTN adalah Pressurized Water Reactor (PWR). Reaktor jenis
ini adalah reaktor paling umum, 230 PLTN di seluruh dunia menggunakan
jenis ini.
Lihat,
air mengalir dari condenser menuju steam generator dan disitu akan
terjadi interaksi langsung dengan bahan bakar uranium (warna merah)
yang selalu dalam containment, containment itu sendiri terbuat dari
bahan struktur yang tidak dapat ditembus oleh radiasi yang
dipancarkan reaksi nuklir.
Nah
dari penjelasan di atas kita sudah mulai mengerti tentang sebuah
energi yang sangat bermanfaat “jika” digunakan secara baik dan
aman, serta saya sudah memperkenalkan anda apa sih Nuklir itu?
Setelah
ini kita akan masuk ke dalam prinsip kerja dari Pembangkit Listrik
Tenaga Nuklir (PLTN).
Prinsip
Kerja PLTN
Secara
umum proses kerja PLTN hampir sama dengan proses kerja PLTU, yaitu
memanaskan air sehingga menjadi uap yang akan menggerakkan turbin
sehingga akan menghasilkan listrik. Yang membedakan dari mereka
adalah sumber panas yang digunakan dan jika PLTU menggunakan boiler
untuk menghasilkan energi panasnya, maka PLTN menggunakan reaktor
nuklir.
Reaktor
nuklir sendiri adalah suatu alat dimana terjadinya reaksi fisi pada
Uranium dan ini berantai serta reaksi tersebut dapan dikendalikan
pada alat ini. Dalam reaktor nuklir terjadi reaksi fisi pada Uranium
sehingga menghasilkan energi panas yang dihasilkan oleh reaksi
pembelahan inti nuklir tersebut. Reaksi fisi berantai terjadi apabila
inti Uranium dibelah oleh neutron yang akan menghasilkan unsur-unsur
yang lain dengan cepat sehingga akan menimbulkan energi panas yang
dahsyat serta menimbulkan neutron-neutron yang baru.
Neutron
yang dilepaskan dalam suatu reaksi berantai dapat dibagi menjadi 4
kelompok, yaitu :
- Meninggalkan material fisi
- Tidak berfisi, ditangkap oleh U238 membentuk Pu239
- Tidak berfisi, ditangkap oleh material batang kendali (cotrol-rod)
- Berfisi, ditangkap oleh U239 dan U233.
Apabila
jumlah neutron yang dilepaskan oleh proses fisi sama dengan jumlah
empat bagian neutron di atas, maka energi panas yang dihasilkan
adalah konstan. Apabila jika lebih kecil maka reaksi berantai akan
terhenti dan jika lebih besar maka reaksi berantai akan tidak
terkendali.
Urutan-urutan
dari terbentuknya sebuah energi listrik dari hasil PLTN adalah
sebagai berikut. Air yang mengalir masuk kedalam reaktor nuklir akan
terinteraksi secara langsung dengan panas yang dihasilkan oleh reaksi
fisi berantai sehingga menjadikan air itu mendidih dan menjadi uap
panas. Dalam step ini walaupun terjadi interaksi langsung, tetapi air
terlindungi dari radiasi yang dihasilkan oleh reasi fisi berantai
dikarenakan bahan yang digunakan kebal atau tahan dengan radiasi.
Selanjutnya
uap panas itu akan disalurkan ke dalam turbin dan turbin akan
berputar dikarenakan energi panas yang didapatkan dari uap panas
tersebut, dari turbin yang berputar itu poros turbin dihubungkan
dengan generator yang menghasilkan listrik. Uap air yang telah
melewati generator akan mengalir ke penampungan air yang dimana air
panas akan didinginkan, langkah ini bertujuan untuk mendaur ulang air
tersebut agar bisa digunakan kembali serta menjaga kesatbilan dari
reaktor nuklir yang sangat panas, sehingga panas tersebut tidak
melebihi batas ketahanan dari reaktor nuklir itu sendiri.
By
Arief Suryo Wibowo (K2512021)
Tugas
SPU
No comments:
Post a Comment