Nama :
Ichsan Rusdianto
NIM :
K2512044
PEMBANGKIT
LISTRIK TENAGA NUKLIR
Nuklir
tidak hanya dikenal sebagai senjata pamungkas atau senjata yang
berbahaya ketika perang karena radiasinya yang begitu kuat. Tetap\
banyak negara yang sekarang menggunakan nuklir sebagai sumber daya
energi yang bermanfaat salah satunya adalah energi listrik. Salah
satu negara yang dibilang sukses memanfaatkan nuklir dengan baik
yaitu negara jepang yang sudah lama menggunakan nuklir sebagai
pembangkit listrik. Jepang memakai nuklir sebagai pembangkit listrik
karena PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir) tidak mencemari
lingkungan serta sangat murah dibandingkan tenaga listrik lain yang
sudah ada seperti diesel dsb.
Pemanfaatan
tenaga nuklir sebagai bentuk PLTN mulai berkembang secara komersial
sejak tahun 1954. Diwaktu tersebut USSR dibangun dan dioperasikan lah
sebuah PLTN ringan bertekanan tinggi (VVER =PWR) yang setahun
kemudian mencapai daya 5 Mwe.
Pada
tahun 1997 dinegara maju dan negara berkembang telah dioperasikan
sebanyak 443 unit PLTN yang menyebar di 31 negara dengan kontribusi
sekitar 18 % dari pasukan tenaga listrik dunia dengan total
pembangkitan dayanya mencapai 351.000 Mwe dan 36 unit PLTN sedang
dalam tahap konstruksi di 18 negara.
FISIKA
NUKLIR
Apabila
satu neutron tertangkap oleh satu inti atom uranium 235, ini atom ini
akan terbelah menjadi 2 atau 3 bagian. Sebagian dari energi yang
semula mengikat fragmen-fragmen tersebut masing-masing berada dalam
bentuk energi kinetik, sehingga dapat bergerak dengan kecepatan
tinggi. Oleh karena fragmen-fragmen tersebut berada didalam struktur
kristal uranium, jadi tidak dapat bergerak jauh dan gerakkannya
segera melambat.
Dalam
proses melambat ini energi kinetik diubah menjadi panas sebagai
gambaran dapat dikemukakan bahwa termal yang dihasilkan dari reaksi
pembelahan 1 banding 17 milyar kilo kalori. Atau setara dengan energi
termal yang dihasilkan oleh pembakaran 2,4 juta kg (2400 ton)
batubara.
CARA
KERJA PLTN
Prinsip
kerja PLTN sama dengan pembangkit listrik konvensional, perbedaanya
adalah jika pada PLTN panas yang digunakan untuk menghasilkan uap
tidak dihasilkan dari pembakaran bahan fosil, akan tetapi dihasilkan
dari reaksi pembelahan bahan fosil yaitu uranium didalam reaktor
nuklir. Tenaga panas hasil pembakaran tadi digunakan untuk
membangkitkan uap Steam
Generator. Selanjutnya
uap yang dibangkitkan didalam generator tersebut digunakan untuk
menggerakkan turbin generator sebagai pembangkit tenaga listrik
Selama PLTN beroperasi air disirkulasikan secara terus menerus
sebagai pemindah panas.
Proses
pembangkitan listrik dengan menggunakan nuklir ini ramah lingkungan
karena tidak membebaskan asap atau debu yang mengandung unsur CO2,
SO2,
NOX,
ke dalam lingkungan, sehingga tidak mencemari lingkungan. Sementara
itu PLTN menghasilkan limbah radioaktif berupa elemen bakar bekas
dalam bentuk padat. Elemen bakar bekas ini untuk sementara bisa
disimpan dilokasi PLTN sebelum dilakukan penyimpanan.
AIR
SEBAGAI MODERATOR
Reaksi
pembelahan diatas menghasilkan panas dari air yang bertekanan 160 atm
dari suhu 300 0C
secara terus menerus dipompkan kedalam reaktor melalui pendingin
reaktor. Tidak hanya sebagai pendingin air tersebut diatas bertindak
sebagai medium yang dapat memperlambat neutron. Dan reaksi pembelahan
berantai hanya akan terjadi bila ada moderatornya, yaitu air sebagai
moderator.
RADIASI
DAN KESELAMATAN NUKLIR
Radioaktif
adalah sumber utama dari bahaya suatu PLTN. Maka dari itu semua
sistem pengamanan yang ada pada PLTN ditujukan untuk mencegah
terlepasnya zat radioaktif ke lingkungan dengan kegiatan yang
melampaui batas yang diijinkan menurut peraturan.
Sementara
itu untuk keselamatan penggunaan nuklir, tindakan protektif dilakukan
agar PLTN dapat dihentikan dan dapat dipertahankan dalam keadaan aman
jika sewaktu-waktu terjadi masalah. Salah satunya adalah menjaga agar
pedinginan reaktor tetap dingin dalam keadaan yang cukup. Panas
peluruhan yag dihasilkan harus dibuang dari teras reaktor, karena
dapat menimbulkan bahaya jika pemanasan berlebih terjadi pada
reaktor. Usaha-usaha ini dilakukan agar radioaktif yang dihasilkan
reaktor nuklir tidak terlepas ke lingkungan baik selama operasi
maupun jika terjadi kecelakaan.
LIMBAH
PLTN
menghasilkan limbah aktivitas rendah (70-80%). Sedangkan limbah
aktivitas tinggi dihasilkan pada proses daur ulang elemen bakar
nuklir bekas. Sehingga apabila elemen bakar bekasnya tidak mengalami
daur ulang, limbah aktivitas tinggi ini junlahnya sangat sedikit.
Penanggulangan
limbah radioaktif meliputi tiga prinsip :
- Memperkecil volumenya dengan cara evaporasi, inserenasi, ditekan .
- Mengolah menjadi bentuk stabil untuk memudahkan dalam transportasi dan penyimpanan.
- Menyimpan limbah yang telah diolah, ditempat yang terisolasi.
No comments:
Post a Comment