Thursday, March 26, 2015

PEMBAKARAN BAHAN BAKAR PADAT (K2513066)

TONI RAMADHAN


            Proses pembakaran terjadi pada bahan kimia yang dibakar menggunakan bantuan oksigen. Ada beberapa hal yang penting dan di perhatikan pada proses pembakaran yaitu :
1.      Kadar oksigen disesuaikan dengan unsur karbon yang akan dibakar
2.      Pembakaran tidak akan sempurna ketika jumlah oksigen tidak sesuai takaran. Dari pembakaran yang tidak sempurna maka akan menghasilkan karbon monoksida.
3.      Jika sampai terjadi kadar karbon monoksida yang tinggi maka perlu dibakar lebih lanjut agar menghasilkan gas buang berupa karbon dioksida.
4.      Sulfur dioksida terbentuk karena adanya pembakaran pada unsur sulfur.
Bahan bakar padat, tentu sudah tidak asing lagi kita dengar. Dalam benak seseorang ketika disuruh untuk memberi contoh / gambaran tentang bahan bakar padat pasti mayoritas jawaban akan sama karena memang penggunaan bahan bakar padat sudah banyar digunakan. Bahan bakar padat adalah suatu bahan atau benda yang digunakan pada proses pembakaran dan bersifat padat. Sebagai contoh adalah batubara yang digunakan digunakan di PLTU. Berikut adalah beberapa contoh dari bahan bakar padat :
1.      Kayu
Kayu atau sisa dari tumbuhan adalah bahan bakar padat yang memiliki karakteristik : kadar abunya relatif rendah serta relatif tinggi kadar airnya tergantung oleh iklim, jenis kayu, kelembaban udara sekitar dan umur dari kayu itu sendiri.
2.      Batubara ( bahan bakar fosil )
Ada 3 macam / jenis batubara dibedakan menurut umur dan asal geologis nya, yaitu :
a.       Lignite
Lignite adalah terjadi karena adanya proses karbonisasi pada tumbuhan sehingga memperkaya kandungan C ( karbon ) pada tumbuhan tersebut dalam lapisan tanah yang dalam dan jangka waktu yang lama. Lignite bernilai kalor bawah sekitar 1500-4500 kkal/kg serta bersifat higroskopis.Lignite dibedakan menjadi 2 yaitu lignite dan ada yang lebih muda dari lignite yang disebut pitch lignite.
b.      Anthracite
Anthracite memiliki karakteristik berwarna hitam metalik, mudah dihaluskan, struktur yang serasi, kandungan abu dan air rendah, habis terbakar dan tidak timbul nyala saat digunakan pada proses pembakaran, berat jenis tinggi. Nilai kalor atas ≥ 8300 kkl/kg.
c.       Shale
Shale adalah mikroorganisme dan tumbuhan yang mengalami proses penguraian yang terjadi di dasar rawa dan membentuk saproel yaitu bahan seperti lumpur. Saproel bercampur dengan sedimen-sedimen mineral sehingga terbentuk combustible shale. Shale memiliki nilai kalor sekitar 1350-2700 kkal/kg.
d.      Bituminous coal
Bituminous coal terbentuk ketika tumbuhan mengalami proses karbonisasi pada periode geologi carboniferous. Bituminous coal berwarna hitam dan tidak bersifat higroskopis karena kadar abunya yang tinggi. Batubara jenis ini biasa digunakan pada steam power plant dengan nilai kalor 7000-8000 kkal/kg.
3.      Peat

Peat adalah sebuah tanaman graminae ( tebu, bambu, alang-alang, dll ) yang mengalami proses dekomposisi dan disintegrasi oleh karena tekanan air didalam rawa. Bersifat higroskopis dan memiliki nilai kalor bawah antara 1700-3000 kkal/kg.



No comments:

Post a Comment