TUGAS
RESUME
SISTEM PADA PLTN
(PEMBANGKIT
LISTRIK TENAGA NUKLIR)
Disusun
oleh :
Sutarto K2513065
- Prinsip-prinsip Dasar PLTN (Pembangkit Lisrik Tenaga Nuklir)
PLTN
(Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir) pada dasarnya sistem kerjanya atau
prinsip kerjanya sama dengan sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Uap
(PLTU), dimana pada pembangkit listrik tersebut menggunakan uap yang
mengandung uap bertekanan tinggi dan punya panas yang tinggi untuk
memutar turbin yang kemudian akan digunakan untuk menggerakan
generator sehingga timbul energi listrik. Hanya saja di antara
keduanya (PLTN & PLTU) terdapat perbadaan dari sisi bahan bakar
yang digunakan atau sumber panas yang digunakan. Pada PLTU
(Pembangkit Listrik Tenaga Uap) menggunakan bahan bakar yang berasal
dari fosil misalnya: batu bara, minyak bumi, gas, dan lain-lain.
Sementara pada PLTN menggunakan bahan bakar berupa nuklir atau
menggunakan Uranium sebagai sumber panasnya. Bahan bakar tersebut
akan melakukan reaksi fisi sehingga di akhir reaksi akan dihasilkan
energi dalam bentuk panas yang sangat besar di dalam reaktor nuklir.
Panas hasil reaksi fisi tersebutlah yang akan digunakan untuk
memanaskan air sehingga menghasilkan uap panas bertekanan tinggi yang
digunakan untuk memutar turbin untuk selanjutnya disalurkan untuk
menggerakan generator.
- Cara Kerja PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir)
Seperti
yang telah dipaparkan di awal pembahasan, sudah diketahui bahwa
prinsip kerja pada sebuah PLTN hampir sama dengan sebuah sistem PLTU
yang membedakan hanya bahan bakar atau sumber panas yang di gunakan
dan juga tungku dan boiler pada PLTU diubah menjadi reaktor nuklir
pada sebuah PLTN.
Reaktor nuklir
Condenser utama
Turbin
Gambar
1 Skema sederhana PLTN (sumber:
Sutarto)
Gambar
2 Sistem PLTN (Sumber:
WWW.BATAN.COM)
Proses awal
yang pada PLTN di awali dari dalam reaktor nuklir, di dalam reaktor
bahan bakar (Uranium-235) mengalami reaksi fisi. Perlu diketahui
bahwa setiap inti atom dari unsur apapun dapat mengalami reaksi fisi,
namun reaksi fisi yang terjadi paling mudah yaitu pada inti atom
Uranium. Reaksi fisi yang terjadi di dalam reaktor nuklir terjadi
pada saat neutron menumbuk atom Uranium dan kemudian setelah terjadi
tumbukan atom Uranium akan terbagi menjadi 2 (dua) bagian, dan pada
saat itu juga akan muncul beberapa (biasanya 2-3) neutron baru yang
kemudian siap menumbuk atom Uranium begitu seterusnya hingga
berulang. Saat reaksi fisi terjadi juga akan dihasilkan panas berupa
energi (Energi thermal) yang sangat besar. Panas itulah yang kemudian
dijadikan sumber untuk menghasilkan uap air.
Selanjutnya,
untuk memanfaatkan energi thermal dari reaksi fisi yaitu dengan
mengalirkan air dengan bantuan pompa dan disalurkan dengan pipa
untuk kedalam reaktor. Disini reaktor nuklir bertindak sebagai
boiler.
Energi
yang di hasilkan dari reaksi fisi di dalam reaktor akan digunakan
secara langsung untuk mendidihkan air yang dialirkan kedalam reaktor,
setelah air berubah menjadi uap atau dalam kondisi steam
dimana pada kondisi ini uap mempunyai panas dan tekanan yang tinggi
untuk selanjutnya di gunakan untuk memutar turbin.
Setelah uap
air yang mempunyai panas dan bertekanan yang tinggi atau dalam
kondisi steam,
selanjutnya
akan disalurkan melalui pipa-pipa untuk memutar turbin. Setelah itu
putaran dari turbin akan digunakan untuk menggerakan generator.
Generator yang bekerja seperti sebuah dinamo. Setelah generator
berhasil digerakkan akan timbullah listrik dengan pembangkitnya yaitu
dari tenaga nuklir.
Uap air
yang telah menggerakan turbin panas dan tekanannya akan berkurang
dan kehilangan panasnya. Untuk mempercepat pendinginan akan
diperlukan sebuah menara pendingin yang biasa disebut cooling tower.
Begitu seterusnya menjadi sebuah siklus.
Perlu
diingat bahwa satu kg Uranium-235 (U-235) yang dibakar di dalam
reaktor nuklir dapat menghasilkan energi yang sama dengan 3000 ton
batu bara yang dibakar dalam PLTU. (BATAN)
Sutarto
K2513065
No comments:
Post a Comment