Nama : Wiwit Riyanti
NIM : K2513072
Prodi/kelas : Pendidikan Teknik Mesin
Mata
Kuliah : Sistem Pembangki Uap
CARNOT CYCLES DAN EFISIENSI
Mesin
Carnot adalah sebuah mesin kalor yang bekerja dengan cara memindahkan energi
dari daerah yang lebih panas ke daerah yang lebih dingin, dan dalam prosesnya
mengubah sebagian energi menjadi usaha mekanis. Mesin Carnot juga
merupakan mesin kalor hipotetis
yang beroperasi dalam suatu siklus reversibel atau disebut juga siklus Carnot, mesin ini disebut juga
mesin ideal. Mesin ini dirancang oleh Nicolas Leonard
Sadi Carnot, sesuai dengan penemunya Carnot pun melegenda.
Siklus
Carnot adalah proses termodinamika yang dialami oleh zat kerja (working
substance) pada mesin Carnot. Siklus ini terdiri atas dua
proses isotermal dan dua proses adiabatik. Pada proses isotermal pertama, yang
terjadi pada temperatur lebih tinggi, zat mengalami ekspansi dan menyerap
kalor. Proses isotermal kedua, yang terjadi pada temperatur rendah, zat
mengalami kompresi dan melepas kalor. Garis isotermal pertama dan kedua
dihubungkan oleh dua proses adibatik. adiabatik pertama zat mengalami ekspansi,
sedangkan adibatik kedua zat mengalami kompresi.
Berikut diagram
untuk menjelaskan
siklus Carnot:
a.
Proses 1.
Ekspansi isothermal reversible, dimana material ( working substance)
menyerap kalor Q1 dari reservoir kalor pada temperature T1
dan sistem melakukan kerja.
b.
Proses 2. Ekspansi adiabatic reversible, dimana working substance berkurang
temperaturnya dari T1 menjadi T2 dan sistem melakukan
kerja.
c.
Prosses 3.
Kompresi isothermal reversible, dimana working substance melepaskan kalor Q2
ke reservoir dingin dengan tempertaur T2 dan kerja dikenakan
terhadap sistem.
d.
Proses 4.
Kompresi adiabatic reversible, dimana working substance dikembalikan ke keadaan
awal (semula), temperature sistem berubah dari T2 menjadi T1
dan kerja dikenakan terhadap sistem.
Carnot menyatakan bahwa: Tidak mungkin ada
mesin yang beroperasi di antara dua reservoir panas yang lebih efisien daripada
sebuah mesin Carnot yang beroperasi pada dua reservoir yang sama. Artinya,
efisiensi maksimum yang dimungkinkan untuk sebuah mesin
yang menggunakan temperatur tertentu diberikan oleh efisiensi mesin Carnot, efisiensi maksimum yang dinyatakan pada
persamaan diatas dapat diperoleh jika tidak ada entropi yang diciptakan dalam siklus tersebut. Jika ada, maka
karena entropi adalah fungsi keadaan untuk membuang kelebihan entropi agar dapat
kembali ke keadaan semula dan akan
melibatkan pembuangan kalor ke lingkungan, yang merupakan proses irreversibel
dan akan menyebabkan turunnya efisiensi.
Ketika mesin mengubah energi kalor menjadi energi
mekanik (usaha). Perbandingan antara besar usaha yang dilakukan sistem (W)
terhadap energi kalor yang diserapnya (Q1) disebut sebagai efisiensi
mesin. Persamaan matematis efisiensi mesin ini dituliskan dengan persamaan:
dengan η = efisiensi mesin.
Oleh karena usaha dalam suatu siklus
termodinamika dinyatakan dengan W = Q1 – Q2
maka dapat dituliskan menjadi :
Pada mesin Carnot, besarnya kalor yang diserap
oleh sistem (Q1) sama dengan temperatur reservoir suhu
tingginya (T1). Demikian juga, besarnya kalor yang
dilepaskan sistem (Q2) sama dengan temperatur reservoir
suhu rendah mesin Carnot tersebut. Oleh karena itu, dapat dituliskan menjadi :
Mesin Carnot memiliki efisiensi paling besar karena merupakan mesin ideal yang hanya ada di dalam teori. Jadi, sebenarnya tidak ada mesin yang mempunyai efisien yang menyamai efisiensi mesin Carnot. Cara kerja mesin Carnot hanya tergantung pada suhu kedua tandon atau reservoir.
Untuk mendapatkan efisiensi sebesar 100%, suhu tandon suhu rendah (T2) harus = 0 K, hal ini dalam praktik tidak mungkin terjadi. Hal ini disebabkan karena proses kalor pada mesin Carnot bersifat reversibel, sedangkan pada mesin sesungguhnya mengalami prosesnya irreversibel.
No comments:
Post a Comment