[Enter Post Title
Here]
Ary Cahya Setyawan
Pembakaran Bahan
Bakar Padat
A.
Pengertian Bahan
Bakar
Di alam ini
banyak sekali materi yang digunakan sebagai proses pembakaran. Materi-materi
ini semua terdapat di alam baik di daratan maupun lautan. Materi ini mampu menimbulkan
panas yang kemudian dimanfaatkan manusia dalam berbagai hal di kehidupannya.
Materi ini adalah sebuah bahan bakar, yaitu suatu materi baik dalam bentuk
padat, cair, maupun gas yang dapat berubah menjadi suatu energi. Dari energi
yang dimiliki materi tersebut kemudian pada umumnya digunakan untuk proses
pembakaran.
Pemanfaatan
energi yang diperoleh dari bahan bakar ini dapat dipakai seperti memasak,
menghidupkan mesin, menggerakkan sebuah turbin, dan membantu proses produksi
pada suatu industri. Penggunaan bahan bakar bervariasi, ada yang langsung
dipakai seperti kayu dan batubara, dan ada pula yang harus melalui suatu tahap
pengolahan terlebih dahulu, seperti bahan bakar minyak yang harus melalui
proses penyulingan sebelum dapat digunakan seperti pada umumnya.
B.
Macam-macam
Bahan Bakar
Menurut
wujudnya, bahan bakar digolongkan menjadi beberapa macam, yaitu :
1. Bahan bakar cair
Bahan bakar cair umumnya berupa bahan
bakar minyak (BBM) yang didapatkan dari minyak bumi. Bahan bakar jenis ini
memiliki struktur kerapatan molekul yang agak renggang. Bahan bakar minyak
banyak digunakan untuk sumber bahan bakar pada kendaraan bermotor maupun rumah
tangga, seperti bensin untuk bahan bakar sepeda motor, solar untuk bahan bakar
mesin diesel, dan minyak tanah untuk kebutuhan memasak. Sebelum dimanfaatkan,
minyak bumi perlu disuling terlebih dahulu untuk menghasilkan fraksi-fraksinya.
Setelah dilakukan penyulingan, maka akan didapatkan hasil berupa bensin, minyak
tanah, solar, aspal, dan sebagainya.
2. Bahan bakar gas
Dari segi struktur molekul, bahan bakar
gas memiliki struktur molekul yang bebas. Contoh dari bahan bakar jenis gas
adalah Compressed Natural Gas (CNG) dan juga Liquid Petroleum Gas (LPG). CNG
berisi metana, sedangkan pada LPG berisi campuran antar propana, butana, dan
bahan kimia lainnya. Pada umumnya LPG ini banyak digunakan sebagai bahan bakar
untuk memasak di rumah tangga.
3. Bahan bakar padat
Merupakan bahan bakar dengan bentuk
solid yang memiliki struktur molekul yang paling rapat dari kedua jenis bahan
bakar di atas. Batu bara dan kayu merupakan contoh dari jenis bahan bakar
padat. Konsumsi batu bara banyak dimanfaatkan pada pembangkit uap, baik di
pabrik maupun untuk lokomotif, serta kayu yang digunakan sebagai bahan bakar
untuk memasak. Memasak menggunakan kayu saat ini bisa dikatakan adalah cara
yang tradisional, karena kebanyakan orang telah beralih ke LPG sebagai bahan
bakar untuk memasak karena dinilai dari segi kepraktisannya.
Membahas mengenai
bahan bakar padat, tidak lepas dari batu bara. Batu bara merupakan jenis bahan
bakar padat yang berasal dari fosil tumbuhan yang telah tertimbun dalam jangka
waktu sangat lama sehingga terjadi proses kimiawi yang menjadikan batu bara
kaya akan kandungan karbon yang kemudian dapat digunakan sebagai salah satu
sumber bahan bakar. Batu bara biasanya berwarna gelap coklat hingga kehitaman.
Penyebaran batu
bara yang luas membuat banyak perusahaan mendirikan tambang batu bara. Banyak
eksplorasi dilakukan untuk menemukan lokasi-lokasi baru yang berpotensi
menghasilkan batu bara. Penambangan batu bara secara besar-besaran tidak lepas
dari kebutuhan perusahaan yang menjadikan batu bara sebagai bahan bakar utama
dalam berbagai kegiatan industri, bahan bakar lokomotif kereta, serta PLTU. Pada
PLTU atau sistem pembangkit uap yang lain, batu bara dibakar hingga
menghasilkan api membara. Panas yang ditimbulkan kemudian digunakan untuk
memanaskan boiler. Singkatnya, air atau fluida cair setelah dipanaskan akan
berubah fasa menjadi uap, lalu uap bertekanan akan mendorong turbin agar dapat
berputar sehingga dapat menghasilkan listrik ataupun gerakan turbin juga dapat dihubungkan
ke roda-roda gigi dan poros sehingga putarannya dapat dimanfaatkan untuk
keperluan tertentu.
Pada pengubahan
wujud batu bara, terdapat 2 cara yang dapat dilakukan untuk mengubah batu bara,
yaitu dengan gasifikasi dan liquifaksi ;
1. Gasifikasi
(pembuatan gas), merupakan proses pengubahan semua gas organik yang terkandung dalam batu bara menjadi gas seperti
karbonmonoksida, karbondioksida dan hidrogen. Lalu dari gas tersebut dapat
diubah menjadi bahan-bahan kimia seperti pupuk dan metanol.
2. Liquifaksi
(pencairan), yaitu proses pengubahan batu bara menjadi sebuah minyak, kemudian
minyak ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar kendaraan. Dewasa ini, telah
banyak negara yang mengembangkan metode liquifaksi karena batu bara dapat
dijadikan sebagai substitusi minyak bumi di berbagai negara, sehingga dapat
dijadikan sebagai pengganti atau pelengkap kebutuhan akan minyak bumi.
Untuk cepat
lambatnya proses pembakaran, dipengaruhi oleh ukuran dari batu bara itu
sendiri. Ukuran batu bara yang besar akan lebih lama proses menyalanya daripada
batu bara dengan dimensi yang lebih kecil atau serbuk. Sehingga agar lebih
cepat menyalanya, biasanya industri akan memperkecil ukuran batu bara bahkan
hingga nampak seperti serbuk sebelum digunakan sebagai bahan bakar. Dalam
membakar bahan bakar padat, ada beberapa metode yang biasanya digunakan oleh
industri. Metode-metode pembakaran di antaranya adalah :
1.
Stoker mekanik
Stoker mekanik merupakan salah satu
metode pembakaran yang bisa dibilang sudah kuno, namun meskipun begitu metode
ini masih banyak dipakai. Prosesnya yaitu dengan pengumpanan batu bara ke
conveyor mekanik melalui suatu feeder. Pada conveyor mekanik ini proses
pembakaran berlangsung.
2.
Pembakaran
serbuk dengan tanur silikon
Tanur silikon adalah suatu burner yang
berfungsi untuk mengabutkan serbuk batu bara. Metode ini mengumpankan serbuk
batu bara dengan cara dikabutkan oleh sebuah burner yang disebut tanur silikon
tersebut.
3.
Fluidisasi
Terdapat sebuah feeder yang berfungsi
mengumpankan serbuk batu bara ke dalam suatu
ruang. Di dalam ruang ini kemudian
serbuk batu bara didorong oleh udara yang memiliki
tekanan sehingga dapat
terangkat ke atas layaknya fluida gas.
No comments:
Post a Comment