TONI RAMADHAN
Proses
pembakaran terjadi pada bahan kimia yang dibakar menggunakan bantuan oksigen.
Ada beberapa hal yang penting dan di perhatikan pada proses pembakaran yaitu :
1.
Kadar oksigen disesuaikan
dengan unsur karbon yang akan dibakar
2.
Pembakaran tidak akan
sempurna ketika jumlah oksigen tidak sesuai takaran. Dari pembakaran yang tidak
sempurna maka akan menghasilkan karbon monoksida.
3.
Jika sampai terjadi kadar
karbon monoksida yang tinggi maka perlu dibakar lebih lanjut agar menghasilkan
gas buang berupa karbon dioksida.
4.
Sulfur dioksida terbentuk
karena adanya pembakaran pada unsur sulfur.
Bahan bakar
padat, tentu sudah tidak asing lagi kita dengar. Dalam benak seseorang ketika
disuruh untuk memberi contoh / gambaran tentang bahan bakar padat pasti
mayoritas jawaban akan sama karena memang penggunaan bahan bakar padat sudah
banyar digunakan. Bahan bakar padat adalah suatu bahan atau benda yang
digunakan pada proses pembakaran dan bersifat padat. Sebagai contoh adalah batubara
yang digunakan digunakan di PLTU. Berikut adalah beberapa contoh dari bahan
bakar padat :
1.
Kayu
Kayu atau sisa dari tumbuhan adalah bahan bakar padat
yang memiliki karakteristik : kadar abunya relatif rendah serta relatif tinggi
kadar airnya tergantung oleh iklim, jenis kayu, kelembaban udara sekitar dan
umur dari kayu itu sendiri.
2.
Batubara ( bahan bakar
fosil )
Ada 3 macam / jenis batubara dibedakan menurut umur
dan asal geologis nya, yaitu :
a.
Lignite
Lignite adalah terjadi karena adanya proses karbonisasi
pada tumbuhan sehingga memperkaya kandungan C ( karbon ) pada tumbuhan tersebut
dalam lapisan tanah yang dalam dan jangka waktu yang lama. Lignite bernilai
kalor bawah sekitar 1500-4500 kkal/kg serta bersifat higroskopis.Lignite
dibedakan menjadi 2 yaitu lignite dan ada yang lebih muda dari lignite yang
disebut pitch lignite.
b.
Anthracite
Anthracite memiliki karakteristik berwarna hitam
metalik, mudah dihaluskan, struktur yang serasi, kandungan abu dan air rendah,
habis terbakar dan tidak timbul nyala saat digunakan pada proses pembakaran,
berat jenis tinggi. Nilai kalor atas ≥
8300 kkl/kg.
c.
Shale
Shale adalah mikroorganisme dan tumbuhan yang
mengalami proses penguraian yang terjadi di dasar rawa dan membentuk saproel
yaitu bahan seperti lumpur. Saproel bercampur dengan sedimen-sedimen mineral
sehingga terbentuk combustible shale. Shale memiliki nilai kalor sekitar
1350-2700 kkal/kg.
d.
Bituminous coal
Bituminous coal terbentuk ketika tumbuhan mengalami
proses karbonisasi pada periode geologi carboniferous. Bituminous coal berwarna
hitam dan tidak bersifat higroskopis karena kadar abunya yang tinggi. Batubara
jenis ini biasa digunakan pada steam power plant dengan nilai kalor 7000-8000
kkal/kg.
3.
Peat
Peat adalah sebuah tanaman graminae ( tebu, bambu,
alang-alang, dll ) yang mengalami proses dekomposisi dan disintegrasi oleh
karena tekanan air didalam rawa. Bersifat higroskopis dan memiliki nilai kalor
bawah antara 1700-3000 kkal/kg.
No comments:
Post a Comment