HASAN BISRI
K2513026
PEMBAKARAN BAHAN BAKAR PADAT
Pembakaran dapat didefinisikan sebagai proses yang terjadi antara pencampuran bahan bakar (fuel) dengan zat oksidator (oksigen) untuk medapatkan nyala atau panas. Bahan bakar sendiri merupakan substansi yang akan menjadi panas ketika dioksidasi oleh oksidator, unsur penyusun dari bahan bakar ini yaitu: Oksigen (O2), hidrogen (H), Karbon (C), Nitrogen (N) dan Sulfur (S). Sedangkan oksidator merupakan segala substansi yang mengandung oksigen (semisal udara yang kandungannya 21% oksigen dan 78% nitrogen).
Proses pembakaran pembakaran secara umum terjadi karena adanya reaksi oksidasi dari bahan bakar seperti disebutkan diatas. Dalam reaksi kimia (semisal oksidasi) pasti akan terjadi suatu hasil perubahan zat atau senyawa pada hasil reaksinya. Hal ini juga terjadi pada pembakaran, dimana hasil pembakaran itu sendiri dapat dibedakan menjadi dua. Pertama pembakaran sempurna, dimana hasil dari reaksi ini akan didapati H2O (air), CO2 (karbondioksida) dan SO2. Kedua pembakaran tidak sempurna, dimana biasanya hal ini ditandai dengan terdapatnya senyawa sisa pembakaran (CO = Carbon monoxide).
Berdasarkan formasi dan proses pembentukannya bahan bakar dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam, antara lain: menurut materi pembentuknya (bahan bakar organik dan nuklir), berdasarkan proses pembentukannya (bahan bakar alamiah dan non alamiah), dan menurut wujudnya (bahan bakar padat, cair dan gas).
Dari uraian diatas, pembakaran bahan bakar berdasarkan wujudnya dapat dibedakan atas beberapa jenis, salah satunya yaitu pembekaran bahan bakar padat. Pembakaran bahan bakar padat dapat diartikan sebagai proses pembakaran dengan berbahan dari zat-zat padat (semisal kayu, batu bara, dan peat) yang selanjutnya bereaksi dengan oksigen menjadi panas atau nyala. Bahan bakar padat umumnya mengandung C, H, O, N, S, P dan yang pokok C, H, O,S yang terjadi karena proses alami berjuta-juta tahun yang lalu.
Istilah-istilah penting dalam bahan bakar padat diantaranya:
Ultimate Analysis, merupakan penentuan susunan unsur-unsur yang ada didalam bahan bakar, yaitu C, H,O, N, S, P, dll., serta abu. Analisa digunakan untuk menentukan atau mengetahui struktur senyawa atau kemurnian senyawa.
Proximate Analysis, merupakan pemgujian laboratoris terhadap bahan bakar padat didasarkan pada sifatnya yang dapat/mudah menguap (volatil).
Bahan bakar padat yang biasa digunakan pada industri dan transportasi adalah jenis batubara. Batubara mengalami proses geologis selama jangka waktu jutaan tahun yang terbentuk dari sisa zat tumbuh-tumbuhan, makanya sering disebut juga dengan bahan bakr fosil. Berdasarkan perbedaan umur secara geologis dari yang paling tua terbagi atas: Antrasite, semi-bitumen, bitumen, sub-bitumen dan lignit. Makin muda umur batu bara, makin besar kandungan unsur hidrogennya, makin rendah nisbah KT terhadap BTG, karena dari tumbuh-tumbuhan maka batubara tersusun terutama oleh bahan organik. Bahan bakar lainnya yaitu kayu, bahan bakar dari ini memerlukan banyak zat/partikel kayu yang akan dibakar. Kayu ini mempunyai beberapa keunggulan yaitu kadar abu rendah dan kadar air tinggi.
Bahan bakar dari jenis apapun semua memiliki keunggulan masing-masing dalam setiap prosesnya, tidak terkecuali dengan bahan bakar padat. Dimana bahan bakar padat lebih mempunyai keuntungan dalam penyediaan dan mobilisasi untuk pembakarannya. Hal ini terbukti dengan kebanyakan industri masih menggunakan bahan bakar padat sebagai pembangkit utamanya (batubara).
K2513026
PEMBAKARAN BAHAN BAKAR PADAT
Pembakaran dapat didefinisikan sebagai proses yang terjadi antara pencampuran bahan bakar (fuel) dengan zat oksidator (oksigen) untuk medapatkan nyala atau panas. Bahan bakar sendiri merupakan substansi yang akan menjadi panas ketika dioksidasi oleh oksidator, unsur penyusun dari bahan bakar ini yaitu: Oksigen (O2), hidrogen (H), Karbon (C), Nitrogen (N) dan Sulfur (S). Sedangkan oksidator merupakan segala substansi yang mengandung oksigen (semisal udara yang kandungannya 21% oksigen dan 78% nitrogen).
Proses pembakaran pembakaran secara umum terjadi karena adanya reaksi oksidasi dari bahan bakar seperti disebutkan diatas. Dalam reaksi kimia (semisal oksidasi) pasti akan terjadi suatu hasil perubahan zat atau senyawa pada hasil reaksinya. Hal ini juga terjadi pada pembakaran, dimana hasil pembakaran itu sendiri dapat dibedakan menjadi dua. Pertama pembakaran sempurna, dimana hasil dari reaksi ini akan didapati H2O (air), CO2 (karbondioksida) dan SO2. Kedua pembakaran tidak sempurna, dimana biasanya hal ini ditandai dengan terdapatnya senyawa sisa pembakaran (CO = Carbon monoxide).
Berdasarkan formasi dan proses pembentukannya bahan bakar dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam, antara lain: menurut materi pembentuknya (bahan bakar organik dan nuklir), berdasarkan proses pembentukannya (bahan bakar alamiah dan non alamiah), dan menurut wujudnya (bahan bakar padat, cair dan gas).
Dari uraian diatas, pembakaran bahan bakar berdasarkan wujudnya dapat dibedakan atas beberapa jenis, salah satunya yaitu pembekaran bahan bakar padat. Pembakaran bahan bakar padat dapat diartikan sebagai proses pembakaran dengan berbahan dari zat-zat padat (semisal kayu, batu bara, dan peat) yang selanjutnya bereaksi dengan oksigen menjadi panas atau nyala. Bahan bakar padat umumnya mengandung C, H, O, N, S, P dan yang pokok C, H, O,S yang terjadi karena proses alami berjuta-juta tahun yang lalu.
Istilah-istilah penting dalam bahan bakar padat diantaranya:
Ultimate Analysis, merupakan penentuan susunan unsur-unsur yang ada didalam bahan bakar, yaitu C, H,O, N, S, P, dll., serta abu. Analisa digunakan untuk menentukan atau mengetahui struktur senyawa atau kemurnian senyawa.
Proximate Analysis, merupakan pemgujian laboratoris terhadap bahan bakar padat didasarkan pada sifatnya yang dapat/mudah menguap (volatil).
Bahan bakar padat yang biasa digunakan pada industri dan transportasi adalah jenis batubara. Batubara mengalami proses geologis selama jangka waktu jutaan tahun yang terbentuk dari sisa zat tumbuh-tumbuhan, makanya sering disebut juga dengan bahan bakr fosil. Berdasarkan perbedaan umur secara geologis dari yang paling tua terbagi atas: Antrasite, semi-bitumen, bitumen, sub-bitumen dan lignit. Makin muda umur batu bara, makin besar kandungan unsur hidrogennya, makin rendah nisbah KT terhadap BTG, karena dari tumbuh-tumbuhan maka batubara tersusun terutama oleh bahan organik. Bahan bakar lainnya yaitu kayu, bahan bakar dari ini memerlukan banyak zat/partikel kayu yang akan dibakar. Kayu ini mempunyai beberapa keunggulan yaitu kadar abu rendah dan kadar air tinggi.
Bahan bakar dari jenis apapun semua memiliki keunggulan masing-masing dalam setiap prosesnya, tidak terkecuali dengan bahan bakar padat. Dimana bahan bakar padat lebih mempunyai keuntungan dalam penyediaan dan mobilisasi untuk pembakarannya. Hal ini terbukti dengan kebanyakan industri masih menggunakan bahan bakar padat sebagai pembangkit utamanya (batubara).
No comments:
Post a Comment