FAJAR RIZKI SAPUTRA
(K2513021)
Pada dasarnya boiler merupakan sebuah alat yang
berfungsi untuk menghasilkan steam (uap
air yang memiliki temperature tinggi) yang nantinya dapat digunakan untuk
proses tertentu. Air di dalam boiler ini dipanaskan oleh panas dari hasil
pembakaran bahan bakar sehingga terjadi perpindahan panas dari sumber panas
tersebut ke air yang mengakibatkan air tersebut menjadi panas dan akan berubah
wujud menjadi uap. Pada boiler terdapat beberapa komponen utama, antara lain:
1.
Ruang Pembakaran (Furnace)
Furnace adalah komponen boiler yang berfungsi sebagai
penerima panas bahan bakar untuk pembakaran. Di sekeliling dinding ruang
pembakaran terdapat pipa-pipa boiler yang akan menerima panas dari bahan bakar.
2.
Drum
Drum
adalah komponen boiler yang berfungsi untuk menampung air yang akan dipanaskan
dan untuk menampung uap air yang akan dialirkan ke superheater.
3.
Evaporator
Evaporator
adalah komponen boiler yang berfungsi untuk mengubah air menjadi uap jenuh.
4.
Pemanas Lanjut (Super
Heater)
Super heater adalah komponen boiler yang
berfungsi sebagai pemanas uap, dari uap jenuh menjadi uap kering.
5.
Desuperheater
Desuperheater
adalah komponen boiler yang berfungsi untuk menurunkan temperatur uap yang akan
masuk ke dalam turbin agar sesuai dengan standar yang diizinkan pada turbin.
6.
Condenser
Condenser adalah komponen yang berfungsi untuk mengubah uap
kembali menjadi air dan nantinya akan dialirkan ke dalam boiler untuk
dipanaskan menjadi uap sehingga akan terjadi suatu siklus.
Prinsip
kerja pada boiler yakni awalnya bahan bakar masuk ke dalam ruang pembakaran
yang nantinya akan digunakan untuk proses pemanasan air. Air yang sebelumnya telah
dimurnikan dipompa masuk ke dalam drum yang kemudian dialirkan melalui
pipa-pipa boiler dan dipanaskan sehingga akan berubah menjadi uap jenuh yang
bertekanan tinggi melalui evaporator.
Uap jenuh yang dihasilkan dari evaporator
masih memiliki kadar air yang tinggi, maka kadar air harus dihilangkan terlebih
dahulu melalui superheater sehingga
akan berubah menjadi uap kering. Karena temperatur
pada uap kering tersebut cukup tinggi padahal pada setiap turbin memiliki
standar temperatur yang diperbolehkan untuk memutar sudu, maka melalui desuperheater temperatur uap kering
diturunkan sesuai batas maksimal, hal ini bertujuan agar turbin dapat bekerja
secara optimal sesuai dengan desain yang telah dibuat dan agar turbin tidak
mudah mengalami kerusakan.
Setelah dari desuperheater, uap kering tersebut dialirakan ke turbin untuk
mendorong sudu-sudu turbin sehingga poros turbin dapat berputar. Setelah
digunakan untuk memutar turbin, maka uap jenuh akan turun kembali ke lantai
dasar dan mengalir ke condenser. Condenser akan mendinginkan uap jenuh dengan
menggunakan air pendingin (biasanya air laut atau air sungai) yang dialirkan
melalui pipa-pipa di dalam condenser,
sehingga yang sebelumnya masih berwujud uap jenuh maka akan kembali menjadi
air, dan air tersebut dapat disirkulasikan kembali ke boiler untuk dipanaskan
menjadi uap kembali dan digunakan untuk memutar turbin.
No comments:
Post a Comment