Friday, March 20, 2015

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (K2512044)

Nama : Ichsan Rusdianto
NIM : K2512044
Tanggal : 16 Maret 2015

Nuklir tidak hanya dikenal sebagai senjata pamungkas atau senjata yang berbahaya ketika perang karena radiasinya yang begitu kuat. Tetap\ banyak negara yang sekarang menggunakan nuklir sebagai sumber daya energi yang bermanfaat salah satunya adalah energi listrik. Salah satu negara yang dibilang sukses memanfaatkan nuklir dengan baik yaitu negara jepang yang sudah lama menggunakan nuklir sebagai pembangkit listrik. Jepang memakai nuklir sebagai pembangkit listrik karena PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir) tidak mencemari lingkungan serta sangat murah dibandingkan tenaga listrik lain yang sudah ada seperti diesel dsb.
Pemanfaatan tenaga nuklir sebagai bentuk PLTN mulai berkembang secara komersial sejak tahun 1954. Diwaktu tersebut USSR dibangun dan dioperasikan lah sebuah PLTN ringan bertekanan tinggi (VVER =PWR) yang setahun kemudian mencapai daya 5 Mwe.
Pada tahun 1997 dinegara maju dan negara berkembang telah dioperasikan sebanyak 443 unit PLTN yang menyebar di 31 negara dengan kontribusi sekitar 18 % dari pasukan tenaga listrik dunia dengan total pembangkitan dayanya mencapai 351.000 Mwe dan 36 unit PLTN sedang dalam tahap konstruksi di 18 negara.
FISIKA NUKLIR
Apabila satu neutron tertangkap oleh satu inti atom uranium 235, ini atom ini akan terbelah menjadi 2 atau 3 bagian. Sebagian dari energi yang semula mengikat fragmen-fragmen tersebut masing-masing berada dalam bentuk energi kinetik, sehingga dapat bergerak dengan kecepatan tinggi. Oleh karena fragmen-fragmen tersebut berada didalam struktur kristal uranium, jadi tidak dapat bergerak jauh dan gerakkannya segera melambat.
Dalam proses melambat ini energi kinetik diubah menjadi panas sebagai gambaran dapat dikemukakan bahwa termal yang dihasilkan dari reaksi pembelahan 1 banding 17 milyar kilo kalori. Atau setara dengan energi termal yang dihasilkan oleh pembakaran 2,4 juta kg (2400 ton) batubara.
CARA KERJA PLTN
Prinsip kerja PLTN sama dengan pembangkit listrik konvensional, perbedaanya adalah jika pada PLTN panas yang digunakan untuk menghasilkan uap tidak dihasilkan dari pembakaran bahan fosil, akan tetapi dihasilkan dari reaksi pembelahan bahan fosil yaitu uranium didalam reaktor nuklir. Tenaga panas hasil pembakaran tadi digunakan untuk membangkitkan uap Steam Generator. Selanjutnya uap yang dibangkitkan didalam generator tersebut digunakan untuk menggerakkan turbin generator sebagai pembangkit tenaga listrik Selama PLTN beroperasi air disirkulasikan secara terus menerus sebagai pemindah panas.
Proses pembangkitan listrik dengan menggunakan nuklir ini ramah lingkungan karena tidak membebaskan asap atau debu yang mengandung unsur CO2, SO2, NOX, ke dalam lingkungan, sehingga tidak mencemari lingkungan. Sementara itu PLTN menghasilkan limbah radioaktif berupa elemen bakar bekas dalam bentuk padat. Elemen bakar bekas ini untuk sementara bisa disimpan dilokasi PLTN sebelum dilakukan penyimpanan.
AIR SEBAGAI MODERATOR
Reaksi pembelahan diatas menghasilkan panas dari air yang bertekanan 160 atm dari suhu 300 0C secara terus menerus dipompkan kedalam reaktor melalui pendingin reaktor. Tidak hanya sebagai pendingin air tersebut diatas bertindak sebagai medium yang dapat memperlambat neutron. Dan reaksi pembelahan berantai hanya akan terjadi bila ada moderatornya, yaitu air sebagai moderator.
RADIASI DAN KESELAMATAN NUKLIR
Radioaktif adalah sumber utama dari bahaya suatu PLTN. Maka dari itu semua sistem pengamanan yang ada pada PLTN ditujukan untuk mencegah terlepasnya zat radioaktif ke lingkungan dengan kegiatan yang melampaui batas yang diijinkan menurut peraturan.
Sementara itu untuk keselamatan penggunaan nuklir, tindakan protektif dilakukan agar PLTN dapat dihentikan dan dapat dipertahankan dalam keadaan aman jika sewaktu-waktu terjadi masalah. Salah satunya adalah menjaga agar pedinginan reaktor tetap dingin dalam keadaan yang cukup. Panas peluruhan yag dihasilkan harus dibuang dari teras reaktor, karena dapat menimbulkan bahaya jika pemanasan berlebih terjadi pada reaktor. Usaha-usaha ini dilakukan agar radioaktif yang dihasilkan reaktor nuklir tidak terlepas ke lingkungan baik selama operasi maupun jika terjadi kecelakaan.
LIMBAH
PLTN menghasilkan limbah aktivitas rendah (70-80%). Sedangkan limbah aktivitas tinggi dihasilkan pada proses daur ulang elemen bakar nuklir bekas. Sehingga apabila elemen bakar bekasnya tidak mengalami daur ulang, limbah aktivitas tinggi ini junlahnya sangat sedikit.
Penanggulangan limbah radioaktif meliputi tiga prinsip :
  • Memperkecil volumenya dengan cara evaporasi, inserenasi, ditekan .
  • Mengolah menjadi bentuk stabil untuk memudahkan dalam transportasi dan penyimpanan.
  • Menyimpan limbah yang telah diolah, ditempat yang terisolasi.




No comments:

Post a Comment